Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Penulis - Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 45 Pemuda yang Kuat

8 Juni 2022   08:19 Diperbarui: 8 Juni 2022   08:54 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang subuh, Jaka Someh dan Dewi Sekar sudah sampai di kaki gunung Tampomas, mereka kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak di suatu tempat yang lapang.

Untuk mencapai puncak gunung tidak mungkin menggunakan gerobak sapi. Mereka pun terpaksa meninggalkan sapi dan gerobaknya di bawah kaki gunung dan memilih untuk berjalan kaki. Jaka someh melepaskan sapi dari belenggu gerobak agar dapat makan rerumputan yang ada  di sekitar tempat itu.

Setelah puas beristirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mendaki gunung. Meskipun gunung Tampomas terlihat curam dan terjal, namun Jaka Someh tidak merasakan payah sedikitpun. Mungkin karena Jaka Someh sudah terbiasa hidup di pegunungan. Bahkan dia menjadikan gunung sebagai bagian dari kehidupannya. Berbeda dengan Dewi Sekar, yang terlihat payah dan lelah. Jaka someh tertawa melihat wajah Dewi Sekar yang memerah karena kepayahan mendaki gunung. Jaka someh pun menggodanya,

"Ha...ha...istri akang ini lucu...katanya seorang pendekar hebat. Masa kalah sama akang yang hanya seorang petani..."

Dewi Sekar  hanya bisa tersenyum nyengir mendengar ejekan Jaka Someh yang menggodanya. Dia mencibirkan bibirnya yang manis. Jaka Someh kemudian menawarkan bantuan kepada istrinya

"Ya sudah kalau capek, biarkan akang menggendong kamu ya, nyai...?".

Kata Jaka Someh kepada istrinya.

"Wuihh...memang kang Someh kuat menggendong saya...?" Ejek Dewi Sekar.

"Ha...ha...Insya Allah kuat  nyai...akang kan sudah terbiasa mengangkut kayu bakar yang beratnya melebihi nyai...ayo...kalau tidak percaya, silahkan buktikan sendiri, silahkan kamu naik ke punggung akang..." tantang Jaka Someh.

"he...he...ternyata tidak percuma, saya mempunyai suami seorang  tukang panggul kayu...maaf ya kang...saya naik ke punggung akang....".

Dewi Sekar naik ke punggung suaminya.

Jaka Someh berjalan dengan gagahnya sambil menggendong istri kesayangannya. Setengah berlari Jaka Someh menggendong istrinya. Meskipun gunungnya terjal tapi tidak ada tanda-tanda Jaka Someh mengalami kepayahan juga.

Sebenarnya Dewi Sekar merasa heran dengan kekuatan yang dimiliki suaminya, namun Dewi Sekar menyangka kalau Jaka Someh menjadi kuat karena sudah terbiasa hidup di pegunungan dan sering menggendong kayu bakar yang berat.

Tanpa terasa sudah seharian mereka mendaki gunung yang terjal, namun masih belum tampak tanda-tanda keberadaan padepokan Ki Buyut Putih.

Meskipun sudah sampai di puncak gunung Tampomas, namun mereka masih belum berhasil menemukan padepokan Ki buyut Putih yang mereka cari.  Hari sudah sore. Dewi Sekar merasa putus asa, dan tak kuasa untuk mengeluh

"Aduh, apakah ini tidak salah kalau padepokan Ki Buyut Putih berada di gunung ini, atau jangan-jangan kita salah mendaki gunung, gunung yang kita daki ini bukan gunung Tampomas...? Tidak lucu, kalau kita sampai salah mendaki gunung...."

Jaka Someh tertawa mendengar istrinya menggerutu, 

"Ha...ha...Nyai  bisa saja...Insya Allah benarlah. Akang yakin ini adalah gunung Tampomas. Ya sudah, sekarang  kita beristirahat saja dahulu di sini. Sambil menunggu malam tiba. Saat hari sudah gelap nanti, Akang akan mencari lagi padepokan Ki buyut Putih..."

Dewi Sekar merasa heran dengan perkataan Jaka Someh yang akan mencari padepokan ki buyut Putih di malam hari. Dewi Sekar kemudian mengungkapkan rasa herannya tersebut kepada Jaka Someh

"Akang ini bagaimana sih, di saat terang saja kita kesulitan untuk mencari letak padepokan ki buyut putih, apalagi di malam hari, aduh kang Someh ini...ada-ada saja"

Jaka Someh tersenyum mendengar perkataan Dewi Sekar, kemudian menjelaskan maksud dari ucapannya

"Ah Istri akang ini bagaimana, justru di saat gelap kita akan lebih mudah melihat keberadaan padepokan Ki Buyut Putih. Begini Nyai, maksud akang ... Nanti akang akan mencoba naik ke puncak tebing yang tinggi itu, supaya akang bisa melihat keadaan di sekeliling gunung ini. Kalau padepokan ki buyut putih memang berada di sini, kemungkinan besar, akang akan melihat cahaya obor mereka. Rasanya menurut akang, tidak mungkin mereka tidak menyalakan obor jika malam sudah tiba..."

Setelah mendengar penjelasan Jaka Someh, Dewi Sekar tertawa kecil

"Iya juga sih, hi...hi...kang Someh benar. Bagus juga ide akang... Koq bisa saya tidak berpikir seperti itu, ya...?. Hi...hi...ternyata kang Someh sangat pinter..."

Jaka Someh merasa senang mendengar Dewi Sekar memujinya. Dia pun memegang ujung hidung istrinya sambil berkata gemas,

"Iihh...bisa saja kamu  nyai..."

Setelah malam tiba Jaka Someh naik ke tebing yang paling tinggi. Di sana dia mengamati keadaan di sekitar wilayah pegunungan. Jaka Someh melihat ada cahaya obor di arah sebelah selatan gunung. Jaka Someh kemudian menyampaikan hasil pengamatannnya tersebut kepada istrinya. Dewi Sekar merasa senang mendengar laporan Jaka Someh yang telah melihat ada  cahaya obor di bagian selatan gunung. Dewi Sekar berkata kepada Jaka Someh,

"Alhamdulillah kang, mudah-mudahan benar itu padepokan ki Buyut Putih".

Jaka Someh mengangguk, mengiyakan harapan Dewi Sekar,

"Iya Nyai, mudah-mudahan benar cahaya obor tersebut berasal dari padepokan Ki Buyut Putih".

Setelah berdiskusi cukup lama, mereka memutuskan untuk mendatangi lokasi tersebut di pagi hari, karena alasan kesopanan dan pertimkangan resiko tak terduga yang mungkin akan dihadapi.

Bersambung Ke Bab 46. Ki Buyut Putih

Kembali Lihat Daftar Isi dan Sinopsis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun