Meskipun badannya terasa remuk, Â namun Sugandi tetap tidak mau menyerah. Dia terus berjuang melawan eyang Jaya Perkasa meskipun sadar bahwa kekuatannya tidak sebanding dengannya. Tenaga Sugandi mulai terkuras habis, hanya menyisakan semangat hidup saja, yang membuatnya masih bisa bertahan. Sorot mata Sugandi masih tajam, menatap kepada eyang jaya perkasa. Eyang jaya perkasa. tertawa ketika melihat sorot mata Sugandi yang masih menyala
"Ha...Ha...bocah...kamu masih punya semangat rupanya...sekarang ini rasakan..."Â
Setelah berhenti tertawa, eyang jaya perkasa memukul perut Sugandi. Meski terlihat pelan, namun pukulan tersebut mampu membuat Sugandi langsung terhempas beberapa langkah ke belakang. Sugandi jatuh tersungkur ke tanah. Dari mulutnya keluar darah segar. Meskipun kondisinya sudah sangat kritis, namun Sugandi masih berusaha untuk bertahan untuk melawan eyang jaya perkasa. Dia mencoba memukul dan menendang eyang jaya perkasa dengan sisa-sisa tenaganya. Namun usahanya menjadi sia-sia, karena eyang jaya perkasa langsung memukul Sugandi dengan satu pukulan tinju ke dada Sugandi. Sugandi terpelanting ke belakang dan kembali terjatuh. Tapi kemudian sugandi segera bangkit kembali meski tubuhnya sempoyongan.
"Saya tidak boleh mati....Saya harus hidup...tidak boleh kalah oleh kakek ini..." Sugandi kembali menguatkan tekadnya untuk tetap hidup.
Melihat Sugandi kembali bangkit, eyang jaya perkasa tiba-tiba tertawa dengan keras
"Ha...Ha...Bocah...kamu punya semangat hidup yang tinggi...kamu layak untuk menjadi murid saya..."
Sugandi kaget mendengar perkataan eyang Jaya Perkasa yang menyatakan ingin menerimanya sebagai murid. Tanpa fikir panjang, Sugandi langsung berlutut untuk memberi hormat kepada eyang Jaya Perkasa
"Terima kasih....eyang...Guru...."Â
Bersambung Ke Bab 42 Pendekar Pilih Tanding
Kembali Lihat Daftar Isi dan Sinopsis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H