Mohon tunggu...
Yadi STP MM
Yadi STP MM Mohon Tunggu... Penulis - Science Content Writer PT Algarosan Nusantara

Berasal dari Rangkasbitung sekarang tinggal di Surabaya. Bekerja sebagai penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab 41 Sebuah Perjuangan Untuk Hidup

6 Juni 2022   05:07 Diperbarui: 6 Juni 2022   08:17 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secepat kilat Sugandi langsung menusukan kujangnya ke tubuh ular berkali-kali hingga ular sanca itu pun mati. Sugandi kemudian menguliti kulit ular yang sudah mati itu. Kulitnya kemudian dia jadikan sebagai pakaian, setelah di jemur sampai kering di terik matahari.

Pernah suatu saat,  Sugandi sedang berburu ikan dengan tombaknya, tiba-tiba ada seekor macan tutul yang menyergapnya dari arah belakang.   

Punggung Sugandi pun terluka, namun dengan sisa tenaganya, dia berhasil menghempaskan macan tersebut hingga terpelanting ke tanah. 

Meskipun masih dalam keadaan terluka, Sugandi berusaha keras untuk melawan macan tutul yang sedang kelaparan tersebut. Sorot matanya juga tak kalah ganas dengan mata macan yang sedang berusaha memangsanya. Sugandi menatap tajam ke arah macan itu. 

Tangannya sudah bersiap menggenggam kujang. Ketika macan itu kembali menerjang, Sugandi dengan sigapnya menusukan kujang ke arah perut macan yang sedang melayang ke arahnya. Tusukannya begitu dalam, membuat macan itu langsung terkulai jatuh ke tanah. Macan itu pun mati. 

Meskipun punggung Sugandi dalam keadaan terluka akibat cakaran macan, namun Sugandi tetap berdiri kokoh. Dia sudah tidak begitu peduli terhadap lukanya. Bahkan asyik menguliti macan yang sudah mati itu untuk dijadikan pakaian sehari-hari.

Tanpa terasa sudah dua tahun Sugandi sekarang tinggal di lembah hutan Dadap Kulon. Pada suatu malam Sugandi bermimpi aneh, dia bermimpi bertemu dengan seorang kakek yang bertampang sangat seram. 

Kakek itu meminta Sugandi untuk menemuinya di dalam gua gelap yang tak jauh dari pondoknya. Kakek itu mengaku bernama Eyang Jaya perkasa.  Awalnya Sugandi mengacuhkan mimpi tersebut. 

Dia menganggap  sebagai bunga tidur. Namun mimpi itu terus datang di setiap tidurnya. Sugandi pun mulai terpengaruh pikirannya. Dia merasa penasaran dengan mimpinya, dan ingin membuktikan isi dari mimpi tersebut.

Keesokan pagi, Sugandi pergi menuju gua yang ada dalam mimpinya.

Sesampainya di mulut gua, Sugandi berhenti dan mengamati keadaan di sekitarnya. Entah mengapa dia merasa takut melihat gua itu. Gua tersebut terlihat sangat angker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun