Tidak lama kemudian para warga pun berdatangan. Mereka mendapati Suraji dan Mak Ipah sudah tergolek dalam keadaan tidak bernyawa. Mereka juga menyaksikan Sugandi sedang mencekik leher Nyi Surti. Â Para warga yang telah salah paham terhadap Sugandi, langsung berusaha mengamankan Sugandi. Mereka mengepung Sugandi, kemudian beramai-ramai memukuli Sugandi dengan berbagai peralatan seperti kayu dan batu. Sugandi mencoba melawan para warga yang hendak melumpuhkannya, namun karena jumlah mereka yang demikian banyak, akhirnya dia berhasil di lumpuhkan oleh warga kampung. Sugandi tersungkur setelah terkena pukulan kayu oleh salah satu warga dari arah belakang kepalanya, Setelah tersungkur ke tanah, dia pun di tangkap, kemudian di tali dan di pasung di sebuah tiang kayu yang berada di tengah perkampungan. Banyak warga yang menontonnya, bahkan banyak dari mereka yang meludahi dan melemparinya dengan batu kecil. Sugandi merasa begitu sedih dan juga marah diperlakukan seperti seeokor binatang. Dia sedih dengan nasib diri dan neneknya yang telah meninggal secara tragis, dia juga marah dengan sikap ibu dan para warga yang telah membencinya.
Meskipun tubuhnya lunglai, namun hatinya sekarang dipenuhi oleh perasaan amarah dan dendam kesumat. Dia mengeluh dalam hatinya, mengapa Tuhan tidak adil kepadanya, apa kesalahannya sehingga dia harus menderita, diperlakuan kasar oleh ibu dan para warga kampung lainnya yang selalu membencinya. Keadaan Sugandi sungguh mengenaskan, namun kesedihannya kini sudah habis, berganti dengan dendam membara dalam jiwanya. Sugandi merasa pasrah kalau hidupnya akan segera berakhir. Dalam kepasrahannya tersebut, tiba-tiba saja terbersit dalam hatinya keinginan untuk tetap hidup, bahkan dia ingin hidup sebagai seorang yang kuat dan berkuasa, agar dia tidak diremehkan dan dianiaya lagi.
Kemudian dia pun memanjatkan DOA
"Ya Tuhan, kalau Engkau memang ada, tolonglah saya, tolong jangan matikan saya dahulu, saya ingin hidup lebih lama lagi...saya ingin menjadi orang yang kuat dan berkuasa, agar saya tidak di hina dan diremehkan lagi oleh manusia...Mereka telah menganiaya saya, Saya yakin Engkau Adalah Maha Adil...tolonglah Hamba yang teraniaya ini, Wahai Tuhanku....Saya ingin membalaskan rasa sakit hati saya ini, kepada mereka yang telah menyakiti diri Saya dan nenek Saya...".Â
Setelah itu Sugandi kembali memejamkan matanya, berharap agar bisa tertidur dan melupakan segala penderitaan hidupnya.
Bersambung Ke Bab 40 Anugrah Kehidupan
Kembali Lihat Daftar Isi dan sinopsis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H