Sugandi yang di bentak oleh Suraji pun kembali berbalik. Dia meminta maaf kepada Suraji dan Nyi Surti
"Maaf kang, saya tidak tahu kalau ada akang di sini..."Â
Suraji bukannya mereda dari kemarahannya, dia bertambah emosi setelah tahu Sugandi justru melemah kepadanya. Tanpa rasa iba, Suraji pun langsung memukul wajah Sugandi. Spontan saja Sugandi berteriak kesakitan sambil terus meminta maaf,
"Aduuh...!!! Maaf kang...saya...minta maaf...ampun emak...gandi minta maaf..."Â
Nyi Surti yang merasa telah terganggu oleh kehadiran anaknya, langsung meludahi muka Sugandi. Sugandi sedih mendapat perlakuan kasar dari ibunya. Melihat Nyi Surti juga berlaku kasar terhadap Sugandi, Suraji pun semakin tersulut emosinya terhadap Sugandi. Dia pun memukuli Sugandi secara bertubi-tubi. Sugandi pun tersungkur, dia terjatuh ke tanah, sambil berteriak minta ampun. Namun mereka tidak mempedulikannya. Sugandi menangis, sedih dan merasa kecewa dengan sikap ibunya yang tidak peduli kepadanya.
Melihat Sugandi menangis sedih dan kesakitan, nyai Surti bukannya iba, justru malah bertambah marah dan menghardik anaknya tersebut. Dia marah karena Sugandi telah merusak kesenangannya. Sugandi sudah tidak kuasa lagi menahan kesedihan dan kemarahan dalam dirinya, dia pun mencoba untuk melawan balik Suraji. Namun karena Sugandi masih remaja bau kencur, dia pun akhirnya menjadi bulan-bulanan pemuda itu. Keributan itu pun terdengar oleh Mak Ipah yang sedang terbaring sakit. Mak Ipah berusaha keluar dari kamarnya dan mendapati Sugandi sedang dipukuli oleh Suraji. Dilihatnya juga Nyi Surti sedang berdiri melihat kejadian tersebut dengan pakaian yang masih morat-marit setengah telanjang. Mak Ipah langsung menghalangi Suraji dengan badannya yang sudah renta, sambil mencoba membangunkan Sugandi yang roboh
"Hey...hentikan...Kamu menjauh...dari cucuku, awas...kamu...jangan ganggu cucuku...ayo gandi bangun...cepat pergi dari sini...".Â
Karena merasa di halangi, pemuda itu pun marah kepada Mak Ipah, dan langsung mendorong mak Ipah hingga jatuh tersungkur,
"Bangsat kamu...tua kangka...ini rasakan...biar sekalian mampus"Â
Karena di dorong dengan keras oleh Suraji, mak Ipah pun langsung tersungkur dengan kerasnya, kepalanya membentur sebuah batang pohon yang berada tak jauh dari warung Nyi Surti. Â Mak Ipah seketika itu juga langsung meninggal dengan kepala berlumuran darah. Suraji bukannya menyesali perbuatannya karena telah membunuh Mak Ipah, dia malah tertawa, puas karena telah melampiaskan amarahnya
"Ha...ha...mampus kamu tua renta..."Â