"Saya dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga sedehana, kedua orang tua saya berprofesi sebagai seorang petani penyadap karet, sekarang saya masih menempuh pendidikan DIII keperawatan di lubuklinggau. Tidak pernah terpikirkan oleh saya akan menjadi seorang perawat.
Cita-cita saya dulu adalah menjadi seorang psikologi dikarenakan dilingkungan saya banyak anak-anak kurang semangat terjun dalam dunia pendidikan dan banyak orang tua dari mereka hanya memikirkan bahwa mereka tidak perlu sekolah cukup tau tentang pengetahuan dirumah saja, seperti tau memasak, membersihkan rumah udah itu aja sekolah bagi mereka itu tidak penting.
Toh, perempuan sudah tau itu sudah cukup fikir mereka,karena sekolah hanya membuang waktu saja.
Disitu saya baru menyadari bahwa masih banyak sekali anak-anak yang masih belum bisa menikmati bangku sekolah, saya mulai berpikir apa yang akan terjadi jika kabupaten musi rawas utara tercinta ini  terus seperti ini.
Dan sebagai seorang yang dididik saya harus memberikan kontribusi untuk muratara tercinta ini. Pada awalnya saya sempat bingung untuk menemukan kontribusi apa yang akan nanti saya lakukan untuk Kabupaten musi rawas utara tercinta ini.
Namun saya adalah anak yang telah di didik, saya jauh-jauh datang dari desa dan menuntut ilmu di kota orang adalah untuk kembali memajukan daerah saya.
Mewujudkan mimpi saya terhadap potensi sumber daya manusia yang ada di daerah saya, saya akan terus belajar dan berusaha serta membuka pemahaman saya lebih luas lagi terhadap pendidikan.
Menurut saya, berdasarka fakta yang ada kurangnya pemerataan guru di indonesia menjadai salah satu faktor yang mengakibatkan tidak meratanya pendidikan yang ada di indonesia, kebanyakan guru-guru lebih memilih bekerja di kota-kota besar yang dianggap memiliki peluang kerja lebih besar, jika di bandingkan di desa yang memiliki peluang kerja yang lebih kecil.
Belum adanya jiwa pengabdian yang sesungguhnya mengakibatkan perbedaan yang signifikan antara guru yang berada di kota dan yang mengajar di desa, hal lain yang mengakibatkan para guru enggan untuk mengajar di desa juga disebabkan oleh minimnya sarana dan prasana yang ada di sekolah.
Dan juga fakta lainnya yang saya temukan adalah kurangnya semangat dan motivasi mereka para pendidik untuk berkontribusi dengan sekolah.
Sebagai mahasiswi, menurut saya hal yang harus dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, mengingat bahwa masyarakat di desa saya notabene bekerja sebagai petani dan penyadap karet.
Selain hal tersebut, hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengertian bahwa semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tidak memandang anak itu berada di kota ataupun di desa.
Hal lain yang harus dibenahi adalah pola pikir para pendidik bahwa setiap anak itu istimewa dan tidak sama dengan anak lainnya, dengan cara menerapkan pola mengajar sesuai dengan minat dan bakat atau potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Penelitian sebelumnya telah berhasil membangkitkan siswa untuk belajar secara serius dengan penuh penghayatan. Pada dasarnya banyak kebudayaan di Indonesia yang memiliki nilai-nilai kebudayaan luhur, seperti adat bermasyarakat, adat berkeluarga, adat beribadah, adat perilaku sehari-hari, dan laib sebagainya.
Begitu banyak kebudayaan di Musi Rawas Utara yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita, sehingga kebudayaan yang nenek moyang kita tinggal sebagai warisan tidak hilang.
Baiklah,di sisi lain kini saya akan membicarakan aspek tentang kesehatan di sekitar lingkungan saya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.Â
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Untuk menyehatkan bangsa dan negara Indonesia kita tidak hanya butuh tenaga medis. Tetapi kita butuh tenaga para pemuda yang mengusahakan kesehatan itu ada. Karena untuk mewujudkan suatu wilayah dikatakan sehat, ada 4 faktor menurut H.L Blum, Antara lain sebagai berikut:
1. kesehatan lingkungan,
2. perilaku,
3 Â pelayanan kesehatan,
4. dan genetik.
Untuk faktor genetik sudah tidak bisa diubah-ubah lagi. Tetapi, untuk faktor kesehatan lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan masih bisa diusahakan.
Sebagai mahasiswa fakultas keperawatan, kita harus mempunyai dan mewujudkan cita-cita untuk menyehatkan Indonesia. Â Kita harus beraksi untuk kabupaten tercinta ini. Karena, Musi Rawas Utara merupakan daerah kabupaten yang berpenduduk sekitar 100 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Tentunya hal ini menyebabkan banyaknya permasalahan yang ada di Indonesia. Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari seluruh lapisan masyarakat. Terutama dari sarjana lulusan kesehatan. Â
Kita harus memperbaiki segala sistem kesehatan yang di Indonesia, memanajemen rumah sakit dan puskesmas dengan baik agar masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tentunya tidak boleh pandang bulu. Jika hanya memerhatikan orang yang punya uang saja, bagaimana nasib rakyat kecil di Musi Rawas Utara?
Tetapi, juga membutuhkan perhatian yang lebih dari petugas kesehatan. Tetapi hal ini juga harus disertai dengan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan fasilitas seperti perbaikan jalan untuk akses menuju pusat kesehatan, tempat yang memadai. Selain itu dari pihak kementrian kesehatan juga harus menyebar tenaga medis tidak hanya dokter dan perawat. Tetapi tenaga ahli kesehatan masyarakat juga diperlukan.
Tenaga ahli kesehatan masyarakat segara garis besar diperuntukkan untuk pemberantasan penyakit menular ataupun tidak menular, perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan vektor, penyuluhan ke masyarakat, pelayanan kesehatan, pembinaan gizi masyarakat, pengawasan obat dan minuman, serta pengawasan sanitasi tempat umum.
Pemberantasan vektor rupanya memberikan andil yang cukup penting bagi tercapainya lingkungan yang sehat dari penyakit. Karena dari pemberantasan vektor inilah, semua asal penyakit bisa diketahui, dipelajari, dicari penyebab, pencegahan, dan penyembuhannya bagaimana.
Selain itu pengawasan sanitasi tempat-tempat umum di Indonesia juga masih rendah.
Padahal sanitasi ini sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia, bahkan bisa sangat merugikan manusia dan lingkungan sendiri. Masih banyak ditemukan fasilitas umum seperti bak sampah, toilet umum, saluran air yang jauh dari kebersihan dan kelayakan.
Jika semua permasalahan bisa diatasi, maka pengendalian kesehatan bisa diatasi dengan baik dan cita-cita jaminan kesehatan di daerah Musi Rawas Utara bisa tercapai,Tentunya dengan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Dari sisi lain kita sebagai mahasiswa kesehatan dan  hendaknyalah untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat dari desa ke desa tentang hidup bersih, membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu supaya antibody kita tidak terserang baik kuman, virus, dan bakteri.
Dan juga kita berikan penyuluhan tentang jangan terlalu sering bermain dengan hewan peliharaan berupa kucing nanti bulu kucing tersebut bisa membuat kita mandul/susah hamil.
Jikalau bukan kita pemuda-pemudi daerah kabupaten Musi Rawas utara siapa lagi yang akan memajukan daerah ini,ayooo bangkittttttt dan semangat dalam memajukan daerah kita tercinta ini.
Kita buktikan ke semua orang yang berfikiran negatif tentang kabupaten tercinta kita ini bahwa kabupaten kita ini tidak seburuk yang mereka bayangkan di kabupaten ini memiliki pemuda-pemudi yang semangatnya seperti gerakan budi utomo,pemuda-pemudi yang memiliki otak yang cerdas dan ide-ide yang sangat cemerlang untuk memajukan daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H