Tahukah kamu apa itu hama ? hama merupakan salah satu jenis mikroorganisme penggangu tanaman yang keberadaannya tidak diinginkan karena besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat aktivits hidup dari organisme ini pada tanaman.Â
Hama yang merusak tanaman dapat dilihat jelas dari bekasnya baik berupa keratan maupun gigitan pada bagian tanaman. Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama terdiri jenis serangga, moluska,tungau, tikus, burung, atau mamalia besar.Â
Timbulnya hama diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain musim tanam, stadia tanaman, cara budidaya, musuh alami, tindakan pengendalian,serta pola tanam.Â
Nah apa sih dampak yang ditimbulkan oleh hama ? akibat serangan hama produktivitas tanaman menurun, baik kulitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen.Â
Oleh sebab itu perlu adanya pengendalian hama tersebut baik secara fisik,kimia, maupun cara lainnya.
Tikus adalah salah satu famili hewan pengerat dari ordo Rodentia, famili Muridae, kelas Mamalia, filum Chordata. Tikus adalah hewan yang memiliki penglihatan yang buruk, tikus hanya mampu melihat beberapa warna dan menganggap warna tertentu sebagai warna abu-abu.Â
Meskipun penglihatannya kurang tikus memiliki indera perasa yang sangat sensitif melalui kumisnya, selain penglihatan yang buruk, tikus juga mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan(omnivora) tergantung makanan yang mereka temukan dengan demikian makanan yang dimakan tikus tergantung pada tempat yang mereka tinggali dan secara alami tikus adalah hewan nokturnal yang aktif antara senja hingga fajar dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia.Â
Tikus dikatakan sebagai hama karena menyerang tanaman sejak di masa tanam hingga menjelang panen. Tikus sawah (Ratus argentiventer) merupakan hama yang relatif sulit dikendalikan dikarenakan perkembangan hama tikus yang cepat serta daya rusak yang cukup tinggi menyebabkan tikus menjadi ancaman pada setiap budidaya tanaman.Â
Hama tikus tersebut perlu ditangani dengan upaya menekan populasi tikus dari pra-tanam hingga menjelang panen dengan menggunakan teknik yang ramah lingkungan melalui kerja sama antara petani, pembuat kebijakan, dan tokoh masyarakat. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
• Sanitasi, gulma atau semak belukar yang berada di dalam lahan maupun diluar lahan dibersihkan hal ini bertujuan untuk merusak tempat yang menjadi tempat hidup dari tikus tikus, hal ini perlu dilakukan dengan rutin agar gulma-gulma tersebut tidak menjadi sarang tikus yang ada disekitar lahan persawahannya diharapkan dari pengendalian sistem ini ialah agar tikus tidak terlalu dekat dengan lahan persawahan yang menjadi arena mereka dalam memperoleh makanan.
• Pemasangan jaring dan plastik, hal tersebut dilakukan dengan cara pemasangan jaring atau plastik yang mengelilingi area petakan sawah yang kemudian dilengkapi alat bubu maupun tikus digiring di sisi lain secara bersama-sama dan ditepi jaring beberapa orang menunggu dengan alat pemukul, teknik pengendalian secara konvensional ini melibatkan banyak orang agar hasilnya maksimal, tahap ini biasa dilakukan sebelum penanaman maupun setelah panen.
• Pengumpanan, teknik ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan oleh para petani hal ini dilakukan dengan penggunaan racun tikus yang dicampur dengan gabah atau beras dan diletakan pada lalu lintas tikus, tikus yang tergolong kelompok omnivora akan memakan racun tadi dan akan mati. Jenis racun yang digunakan adalah jenis rodentisida akut atau antikoagulan.
• Pengendalian hayati, ini dilakukan dengan penggunaan musuh alami pada tikus seperti kucing, elang, anjing, dan burung hantu.
Pengendalian tikus sawah sebaiknya dilakukan sejak dini dengan incaran utamanya adalah tikus betina dan berkelanjutan secara bersama-sama hal ini dikarenak tikus merusak dari fase tumbuh dari penyemaian hingga panen bahkan sampai ke tahap penyimpanan.Â
Kerusakan parah yang ditimbulkan oleh hama tikus sawah terjadi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru yang dilakukan tikus sawah pada malam hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H