Mohon tunggu...
Yaasin BaniRizky
Yaasin BaniRizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang menjalankan KKN di wilayah Rowosari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lingkungan Hidup Tidak Diperhatikan, Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Langkah Kecil untuk Mengubahnya

12 Agustus 2022   14:21 Diperbarui: 12 Agustus 2022   14:43 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang (01/08/2022) -- Telah dilaksanakan program "Aktualisasi Kurikulum Lingkungan Hidup" di SDN Rowosari 02. Lingkungan hidup sudah menjadi perhatian global sejak tahun 2015 terbukti dengan diadakannya Paris Agreement dengan negara Indonesia di dalamnya dan memunculkan sebuah kesepakatan untuk menekan kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celcius. 

Perjanjian tersebut sempat menuai perdebatan pada angka 2 derajat Celcius yang pada akhirnya disepakati di angka 1,5 dan itupun tidak disetujui oleh negara industrial. 

Perjanjian yang sebatas perjanjian, itulah kata yang pantas diucapkan pada tahun 2015 setelah tidak ada tindakan masif untuk mengaktualisasikannya. Beralih pada tahun 2021 dimana diadakannya COP26 (Climate Change Conference of the Parties) yang termasuk ke dalam konferensi PBB yang digelar di Glasgow, Skotlandia. 

Kesepakatan untuk menekan kenaikan suhu tetap sama pada angka 1,5 derajat Celcius dan kali ini dipertegas dengan perjanjian tindakan apa saja yang harus dilakukan serta hal apa saja yang harus diperhatikan. Indonesia mulai melakukan pergerakan perlahan baik pada ekosistem darat maupun laut.

Menjawab permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Yaasin Bani Rizky P. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 2019 melakukan kegiatan pengedukasian dan pengajaran di SDN Rowosari 02 untuk melakukan sampling terkait pemahaman peserta didik terhadap aktivitas dan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan hidup. 

Pengajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran problem-based learning dengan metode presentasi dan tanya jawab, pendekatan melalui permasalahan sehari-hari dengan strategi pemberian tumbler sebagai hadiah bagi peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan. Hasilnya sesuai dengan prediksi bahwa peserta didik kelas 5 dan 6 masih kurang memahami dampak akibat aktivitas sehari-hari yang merugikan lingkungan, tampak pula masih banyak peserta didik yang masih menggunakan botol minum sekali pakai. 

Sekolah tersebut sudah memiliki visi yang berfokus pada lingkungan, kurikulum lingkungan hidup dari pemerintah pun sudah masuk dibuktikan dengan adanya pelajaran tematik. Namun, peserta didik masih belum bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Melalui kajian yang telah ditemukan baik dalam lingkup global, nasional maupun sektoral spesifik pada SDN Rowosari 02 menjadi alasan pembuatan policy brief khususnya pada optimalisasi penggunaan teori belajar, model dan metode pembelajaran serta strategi dan pendekatan yang dilakukan. 

Analisis masalah yang dilakukan menghasilkan beberapa keputusan rekomendasi kebijakan, yang pertama yaitu penggunaan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan teori konstruktif, kedua model pembelajaran Discovery Learning dengan teori belajar Behaviorism, dan yang ketiga model pembelajaran Problem-based Learning dengan teori belajar konstruktif. 

Adapun rekomendasi strategi seperti penyediaan fasilitas pendukung seperti galon air minum di setiap kelas untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. Adapun rekomendasi pembuatan tata tertib tambahan pada kantin sekolah untuk mengurangi sampah yang dihasilkan terutama pada bahan sekali pakai.

dokpri
dokpri

Hasil tersebut disampaikan kepada kepala sekolah SDN Rowosari 02 yaitu Bapak Kusnandar. Penyampaian dan diskusi dilakukan sekitar 30 menit, dan terdapat respon yang baik dari kepala sekolah ditandai dengan adanya diskusi terkait faktor eksternal sekolah yaitu pendidikan primer yang didapatkan peserta didik di rumah. 

Hal ini diyakini menjadi salah satu faktor penghambat aktualisasi kurikulum lingkungan hidup terutama dalam penerapan peserta didik di kehidupan kesehariannya. 

Policy brief tersebut diterima oleh pihak sekolahan, tetapi untuk penerapannya dikembalikan lagi sesuai kebijakan sekolah. Terdapat permasalahan baru pada pendidikan primer peserta didik yang menjadi faktor pendukung terbesar untuk keberhasilan aktualisasi ini. Namun, setidaknya pendidikan sekunder pada lingkungan sekolah akan sangat membantu apabila diterapkan secara optimal. 

Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk memperhatikan lingkungan hidup sejak usia dini, melalui penanaman mindset, peningkatan kognitif dan penerapan di kehidupan sehari-hari. Miris ketika manusia menjadi parasit pada lingkungan yang selama ini menemaninya. Lingkungan layak untuk mendapatkan perlakuan yang pantas, diperhatikan, dirawat, dan diperhatikan kelestariannya.

Penulis            : Yaasin Bani Rizky Purba

DPL                 : Marwini, S. HI., Lc., M.Si

Lokasi KKN    : Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun