"Apakah belum ada perubahan pada adikmu?" tanya Nikho saat ia mulai menjalankan mobilnya.
Magnolia memasang wajah sedih, "Aku tidak tahu harus berbuat apalagi, kondisi Orion tak menunjukan perubahan apa pun. Dan aku mulai takut, jika dia juga akan pergi,"Â
"Kenapa kau pesimis sekali, bukankah dokter berkata kemungkinan Orion sembuh itu besar,"
"Kalau begitu setidaknya dia bisa sadar, membuka matanya atau apa?" katanya dengan nada yang sedikit tinggi, ada rasa frustasi di dalamnya. Ia memang sudah cukup putus asa, Nikho bahkan sudah membantunya dengan memindahkan Orion ke rumah sakit yang lebih baik. Tapi adiknya tetap saja seperti mayat hidup.Â
"Kau percaya dengan keajaiban?" tanya Nikho tiba-tiba.
Magnolia menatapnya heran,
"Dulu, aku juga tidak percaya. Tapi belakangan-itu terjadi padaku," Nikho membalas tatapan Magnolia sejenak. "Orion akan membuka matanya, percayalah!"Â
Magnolia masih menatap pria di sampingnya, ia masih berharap ia akan memiliki kehidupan normal dengan pria itu. Meninggalkan dunia kelam yang mempertemukan mereka, menciptakan dunia baru tanpa rasa takut, dunia baru yang akan mereka isi dengan senyum dan tawa. Bisakah? Sejauh ini ia bahkan jarang melihat senyum di wajah pria itu. Apalagi tawa.Â
Nikho menghentikan mobilnya di halaman sebuah restoran. Magnolia tak perlu bertanya atau pun protes, tapi ia cukup terkejut dengan candlelight dinner yang ternyata sudah disiapkan oleh Nikho.
"Kau suka?" tanya Nikho saat mereka sudah duduk di sebuah meja yang telah dihias sedemikian indah.Â
"Ini, ini indah sekali," pujinya.Â