"Dengar, Lia. Tolong jangan mempersulit saya! Dan tentang keluargamu, itu bukan urusan saya!" tegas Pak Edy.
Magnolia mulai meneteskan airmata. "Saya mohon, Pak. Saya masih ingin menyanyi di caffe ini!"
"Cukup, Lia." potong Pak Edy dengan suara sedikit lantang. "Jangan keluarkan airmatamu di sini, ambil saja honormu dan tinggalkan tempat ini. Jangan membuat saya dalam masalah, kau mengerti!"Â
Magnolia terbungkam, dia tak tahu kenapa tiba-tiba Pak Edy memecatnya? Tapi dia juga tak bisa memaksa, matanya lalu jatuh ke amplop putih di atas meja. Perlahan fia memungut amplop itu.
"Maafkan saya, Pak. Terima kasih karena Anda sudah sangat baik kepada saya selama ini!" katanya lalu meninggalkan temnat itu.
Langkahnya lunglai, dia tak tahu harus mencari pekerjaan di mana lagi? Tidak mudah mendapatkan pekerjaan dengan honor yang bagus di kota besar seperti ini! Apalagi dalam waktu singkat.Â
"Magnolia,"Â
Sebuah suara yang tak asing menghentikan langkahnya. Seseorang muncul menghampirinya, dia sedikit terkejut.
"Kau lagi?" desisnya,
"Bisakah kita bicara?"
"Aku sedang tidak ingin berdebat."