Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengantin Papaku (2)

29 Agustus 2016   23:08 Diperbarui: 30 Agustus 2016   20:53 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu saja, tentu aku bisa!" sela-ku cepat, "besok kan?" aku girang sekali sampai tubuhku bergerak-gerak seperti meloncat-loncat kecil. Dia tersenyum melihat tingkahku. Menggeleng lalu kembali ke mobil Nissannya, aku masih senang kegirangan di tempatku hingga suara klaksonnya membuatku melonjak. Aku baru sadar kalau aku harus segera memundurkan mobilku agar dia bisa masuk.

* * *

Selama pelajaran sekolah berlangsung, tiba-tiba aku belajar giat sekali. Ingin cepat mendengar bell pulang sekolah soalnya, tiba sabar menunggu sore. Untungnya hari ini tidak ada ekskul, jadi bisa langsung pulang dan bersiap-siap.

Aku mematut diriku di depan cermin, ah...kenapa aku jadi seperti gadis yang sedang kasmaran saja! Memastikan diri bahwa diriku sudah setampan mungkin, agar tidak mengecewakan. Hal seperti itu biasanya dilakukan oleh para gadis kan? Dan hari ini aku melakukannya, masih membenahi bajuku, jaketku. Entah kenapa aku tak ingin terlihat seperti ABG, aku ingin menjadi lebih dewasa untuknya. Kulihat arlojiku lalu aku mulai berjalan keluar. Tak masalah jika aku harus masih menunggunya berjam-jam di parkiran atau lobi kantornya.

Ku pandangi tulisan besar di dinding gedung empat lantai itu, QUEEN FASHION, bagaimana bisa dari seorang montir menjadi designer? Ini sebuah kejutan,

Ku beranikan diri untuk menanyakan ke lobi, aku langsung dicegat oleh seorang satpam di teras lobi, "maaf dik, ada perlu apa?"

"Eim..., begini pak saya mau tanya. Disini ada yang namanya Kirana Aggraini?"

"Ouh...mbak Rana," sungutnya,

"Iya!"

"Sepertinya sih masih meeting dek, ada perlu apa?"

"Tidak apa-apa sih, hanya bertanya. Terima kasih pak!" aku kembali ke mobil, tapi tidak masuk hanya bersender. Terkadang duduk, sesekali menerima telepon dari Andrew. Mendengarkan ocehannya. Sebagai teman tentunya aku juga harus bisa menjadi pendegar yang baik berhubung tak bisa datang langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun