Masih hangat.
Kehangatan yang kupikir telah lenyap semenjak video tak senonoh itu menyebar luas. Aku tidak tahu siapa pemiliknya, aku bahkan tak ingat siapa yang merekam dan seperti apa wajah pria yang tengah bergumul bersamaku.
"Kenapa kau seperti ketakutan?" tanyanya lagi. Tak ada amarah dalam nada suaranya. Apakah aku salah?
"A..., mas... Tidak. Aku hanya...!" lidah ini sungguh terasa kelu, tapi dengan semua yang terjadi, aku harus bisa, "maafkan aku mas!" akhirnya ku lunakkan lidah ini dengan mata yang mulai mengembang, "sekarang kau sudah tahu siapa aku, video itu..., pemberitaan di media. Itu semua memang benar..., tapi...!" ku coba untuk tidak menangis. Aku tak ingin di anggap memelas belas kasihnya,
"Sungguh mas, video itu berasal dari masalaluku. Aku bahkan tidak ingat video itu sempat ada!" akuku. Tapi tetap saja aku tak mampu membendung buliran bening yang mulai mengalir dari mataku, "aku..., aku hanyalah aib untukmu. Untuk keluargamu, seharusnya...pernikahan ini tidak terjadi!" isakku.
Kulihat mas Ibra terkejut. Akupun terkejut dengan ucapanku sendiri. Aku mengucapkan hal itu seolah apa yang sudah terjadi antara kami tidak berarti bagiku. Tapi itu bohong. Semua sangat berarti. Aku bahkan mungkin tidak sanggup jika harus kehilangan mas Ibra.
"Kenapa kau bicara seperti itu, apakah...kau menyesal menikah denganku?" tanyanya membuatku tertegun, "karena aku tak mampu menjaga masalalumu?" tambahnya. Aku terpaku. Harusnya hal itu keluar dari mulutku, bukan darinya. Karena akulah yang tak pantas bersamanya.
Hampir semua pemberitaan di media menjadikan kasus videoku sebagai headline.
[ Video mesum istri dari seorang anggota MK bersama pria lain menyebar luas di dunia maya ]
[ Ibrahim Fatih Kuncoro Putra, seorang anggota MK yang beristrikan seorang pelacur ]
Hal itu tak bisa dipungkiri. Video itu memang nyata, itu memang aku. Tak masalah jika itu hanya akan menghancurkanku, tapi suamiku. Karirnya di kursi pemerintahan? Keluarganya?