Beberapa patah kalimat yang pernah Nicky lontarkan kembali menyerbu ingatannya, "dan mungkin..., tak bermoral___" sebuah kata yang Liana masih ingat sebelum ia memutuskan untuk keluar dari rumah itu. Sesuatu mulai menjalari perasaannya,
"Apakah kau juga sebergairah ini saat bersama Anthony?______" Nicky ucapkan itu setelah percumbuan kecil mereka, sengaja memancing gairahnya hingga menggebu lalu membantingnya keras begitu saja, dan itu...cukup sakit!
Semua ingatan itu..., menyadarkan lamunannya, ia segera menampik tangan Nicky di wajahnya seraya beranjak menjauh, tapi Nicky segera meraih bahunya, iapun meronta dan berteriak, "lepaskan aku!"
"Liana!"
"Pergi, jangan sentuh aku!" rontanya, Nicky tetap menahan bahunya, "Liana,"
"Aku tidak mau melihatmu, pergi!"
"Liana, maafkan aku!" akunya,
"Tidak!" potongnya, "pergi, aku membencimu!"
"Liana!"
"Jangan sentuh aku, pergi!" usirnya lagi dengan ronta yang lebih kuat, tapi Nicky malah merengkuhnya ke dalam dekapannya, "maafkan aku!" desisnya mempererat pelukannya ketika Liana menolak dan berusaha meronta, mendorong dadanya menjauh.
"Lepaskan aku!" pintanya dalam tangis, "tidak!" tolaknya tetap memeluknya, "lepaskan...aku..., aku membencimu..., aku membenci...mu...," tangisnya memukul punggung Nicky setelah tak berhasil mendorong dari depan, "lepaskan...!"