Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 36

3 Februari 2016   22:11 Diperbarui: 16 Februari 2016   01:52 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.....

Lalu pria itu menurunkan handphonenya, diam beberapa saat sambil menggerutu dalam amarah, lalu terdengar bunyi bib tanda sebuah pesan masuk. Ia pun segera membuka folder pesan yang di kirimkan oleh orang suruhannya tersebut, sejenak ia terkejut melihat apa isi pesannya, tapi sesaat kemudian ia tersenyum penuh arti.

Ivana sedang menina bobokan Nino di pangkuannya di ruang tengah ketika Nicky memasuki rumah, suara langkah kakinya membait wanita itu menoleh. Nicky menoleh juga kearahnya tanpa menghentikan langkah. Ivana membuka mulutnya tapi tak terlahir sepatahpun kata, karena Nicky pun terlihat dingin dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Bahkan terlihat sedang banyak pikiran, iapun harus mengatupkan mulutnya kembali. Tapi jujur, ia sangat cemas dengan apa yang terjadi dengan Liana. Saat ini ia masih menerka siapa yang menculik Liana, ia juga takut apa yang akan terjadi lagi pada wanita itu. Dua tahun lalu saat Liana di culik, wanita itu mengalami trauma berat akibat perbuatan Rey.

Meski ia sempat membenci Liana, tapi sebagai sesama wanita tentu saja ia kuatir saat mengetahui Liana di culik, apalagi ia tahu dimana tempatnya. Tapi semoga saja Rizal berhasil membawa Liana keluar dari tempat itu dengan selamat.

"Damn! Brengsek!" umpat Anthony menendang sebuah kursi hingga terpental mengenai vas dan membuatnya pecah berantakan di apartemennya, kelima anak buahnya berdiri diam berjejer tak jauh darinya, saling lirik.

"Bagaimana mereka bisa masuk?" kesalnya meletakan tangannya di pinggang, nafasnya memburu, "maaf bos, sepertinya....kami lupa mengunci pintu depan!" seru Heru tetap menunduk.

"Lupa?" desis Anthony, lalu berbalik, "apakah aku membayar kalian untuk jadi pikun, hah!" lantangnya, mereka diam, tak herussha mengucap maaf karena kata maaf tidak akan berguna saat ini, justru akan membuat bosnya kian murka.

"Dan bagaimana mereka tahu tempat itu, apakah di antara kalian ada yang berkhianat?"

Tak ada yang menjawab,

"Katakan?" teriaknya, "bos, kami tidak mungkin berkhianat, bos tahu itu!" sahut Heru, "mungkin....ada yang melihat dan mengikuti kami bos!"

"Dan kalian biarkan hal seperti itu terjadi? Kalian memang tidak berguna!" umpatnya lagi, Anthony kembali membalika tubuhnya, rencananya gagal, sekarang Liana sudah tahu siapa dirinya, dan apa maksudnya. Tapi ia tetap akan membalas rasa sakit yang sudah berkarat di dasar hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun