Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Broken Wings of Angel ~ The Wedding #Part 25

24 November 2015   10:52 Diperbarui: 24 November 2015   13:16 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liana menggeleng, Ivana mengamati mereka berdua di pintu belakang. Wajahnya sedikit kesal, tapi tiba-tiba ia tersenyum melihat adegan di depannya.

"Kau kenapa Li?" tanya Rizal yang melihat Liana memegang kepalanya seraya merintih, "arh...kepalaku sakit!" sahutnya terus memegang sisi kepalanya, lalu tubuhnya seakan hendak ambruk. Rizal segera menangkap tubuhnya, "Liana!" desisnya, tubuh Liana memberat dan tak sadarkan diri.

"Liana!" seru Rizal sekali lagi, ia celingukan lalu langsung saja membawa Liana ke dalam gendonganya, membawanya ke dalam, memasuki kamar utama. Rizal segera menaruh tubuh Liana di ranjang, ia memandang wajah wanita itu dalam seraya menyilakan rambutnya yang beberapa helai menutupi wajahnya. Dan seketika tubuhnya seperti di hantam sesuatu yang berat di bagian punggungnya, ia segera tersungkur di tepi ranjang tak sadarkan diri.

* * *

Lewat tengah malam Nicky baru memasuki rumah, semua orang nampaknya sudah terlelap karena keadaan rumah begitu sepi. Bahkan saat ia membuka pintu kamar Jaya, pria itu terlihat sudah berada di ranjangnya. Lalu iapun segera menuju kamarnya sendiri, ia berharap Liana tak mengunci kamarnya dari dalam seperti sesaat setelah memergoki dirinya tengah berpagutan dengan Ivana.

Tapi pemandangan yang ia temukan di dalam kamar itu sungguh membuat jantungnya berhenti seketika, Liana sedang terlelap dengan lena, di sisinya terbaring Rizal yang kancing kemejanya terbuka semua. Nicky mengepalkan tinjunya dengan geram, matanya terbuka semakin lebar, setelah berfikir keras seharian bahkan sampai larut malam di kantor seorang diri hanya untuk mengumpulkan keberanian untuk bisa meminta maaf soal kejadian semalam, sekarang ia malah menemukan fakta yang jauh lebih menyakitkan. Dadanya seperti di jatuhi meteor, berat, sakit dan panas, nafasnya langsung saja memburu oleh amarah, terlihat Liana bergerak perlahan. Kepalanya ke kanan dan ke kiri pelan, matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit. Wanita itu seperti mengerjap beberapa kali lalu tercekat saat melihat Nicky berdiri memandangnya dengan kilatan amarah yang memuncak.

Ia heran kenapa Nicky menatapnya seperti itu, ia mencoba bangkit tapi tubuhnya menyenggol sesuatu, membuatnya terpaku mendadak, iapun menoleh ke samping. Dimana Rizal masih terlelap dengan baju yang masih menempel di tubuhnya tetapi semua kancingnya terlepas hingga dadanya terekspos dan ikat pinggang terbuka. Mata Liana membeliak semakin lebar, ia segera bergeser menjauh dari tubuh pria itu, lalu kembali menoleh ke arah Nicky. Pantas Nicky menatapnya segarang itu!

"Nicky!" suaranya bergetar saat mengucap nama suaminya, Nicky melangkah lebar ke ranjang, tanpa bersuara ia memungut kerah baju Rizal dan langsung meninju wajahnya keras, membuat tubuh Rizal terpelanting ke ranjang dan sadar seketika itu juga, ia memegang sisi wajahnya yang terasa sakit,

Apalagi ini, pegal di punggung akibat hantaman seseorang yang tak ia ketahui saja masih terasa, sekarang sudah di tambah sebuah tinju di wajah! Rizal mengangkat wajahnya ke sosok di sisinya yang sedang memeluk dirinya sendiri dengan raut ketakutan. Tiba-tiba tubuhnya kembali terangkat, seseorang menarik lagi kerah bajunya hingga dirinya berdiri, ketika ia menoleh ke sosok yang sedang menyerangnya, itu Nicky!

Belum sempat ia berucap sebuah tinju kembali mendarat di wajahnya, tapi kali ini Nicky tak melepaskan tangannya di kerah bajunya, hantaman susulan ia terima di perut, lalu tubuhnya terlempar ke tembok. Liana hanya diam tak tahu harus berbuat apa, karena ia sendiri masih bingung bagaimana ia bisa tidur di ranjang dan Rizal berada di sisinya dengan setengah telanjang.

Nicky masih menyerang Rizal, kali ini Rizal melawan tapi niatnya adalah menghentikan Nicky, "Nicky, dengarkan aku. Aku tidak...," kalimatnya tak tersambung karena kembali sebuah hantaman kembali mendarat di wajahnya hingga tubuhnya terpental ke lantai. Saat Nicky mendekat ia menghentikannya dengan mengajukan tangannya untuk menyetop pria itu, "tunggu Nicky, ini salah paham!" serunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun