"Tuan Hasan!" sapanya, Ricky Hasan, nama pria itu. Ia hanya mengerling, orang yang menyapanya mempersilahkannya mengikutinya. Memasuki sebuah ruangan yang berisi beberapa orang, seseorang duduk di balik meja. Sedang menikmati cairan di dalam gelas yang ada di tangannya.
Ricky menghampirinya dengan santai, "senang bisa bertemu langsung denganmu tuan Hasan, ku dengar soal sepak terjangmu. Cukup mencengangkan!"
Ricky duduk di kursi kosong di depan meja, "sepertinya kau tahu akan datang?" sahutnya, orang itu, Leon tersenyum getir, "kau pikir kau bisa meringkusku dengan mudah?"
"Aku tidak hanya akan meringkusmu, tapi membunuhmu, jika perlu!"
Mendengar itu beberapa orang yang ada di ruangan itu menodongkan senjata api ke arahnya, Ricky melirik kanan-kiri tanpa menggerakan kepalanya, lalu ia tersenyum pada Leon yangvada di depannya. Sejurus kemudian ia sudah melaean semua orang yang ada di sana, terjadi baku tembak dan juga perkelahian.
Dalam sekejap orang-orang dalam ruangan itu tumbang hingga tiba pertarungannya dengan Leon yang berakhir dengan kematian Leon di tangannya. Lalu datang lebih banyak orang yang menyerangnya, Ricky melawan mereka sembari mencari jalan keluar. Bersamaan dengan itu, para polisipun berdatangan.
* * *
Ricky memasuki hotel tempatnya menginap di kota itu, baru saja ia hendak melepas pakaiannya ia mendadak terdiam. Membuka kepekaannya dalam-dalam, ia selalu peka terhadap bahaya, dengan sigap ia berbalik dan menangkis serangan yang tertuju padanya dari belakang. Seseorang yang tak di kenalnya menyerangnya, orang itu cukup kuat juga, lalu muncul dua orang lagi.
Kini, Ricky mulai kewelahan menghadapi orang-orang itu yang akhirnya ia ketahui adalah sesama agent. Karena mereka memiliki kemampuan yang hampir sama dengan dirinya, tapi akhirnya ia tetap bisa mengalahkan mereka semua meski harus membuat keributan di hotel hingga keluar dari area hotel pula.
Â
"Ya, kita akan segera menangani hal itu!" Pria itu berbicara dengan beberapa rekannya di ruangannya, lalu seseorang masuk, orang kepercayaannya.