Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 5 ; Tuhan Tak Pernah Membiarkan Kita Sendirian

4 November 2015   19:30 Diperbarui: 13 November 2015   09:59 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Sonia semakin basah, sebutir genangan bening jatuh ke pipinya, "Rik, ini namanya....kebaikan kamu keterlaluan. Bagaimana nanti aku bisa membalas budi kamu!" ungkapnya dengan sedikit bergetar, Erik jadi ikut terharu. Tapi....

"Ih, apaan sih!" seru Erik menyeka wajah Sonia dengan kelima jarinya, membuat Sonia sedikit terperanjat, "aku dah telat nih," serunya berjalan menuju motornya dan segera menaikinya, tanpa menoleh ia meninggalkan tempat itu. Sonia memandang punggung pemuda itu hingga tak terlihat setelah menembus tikungan. Kebaikan Erik membuatnya teringat pada kalimat ibunya,

"Orang baik itu akan selalu ada yang menolong, kamu tahu kenapa? Karena Allah tidak pernah membiarkan kita benar-benar sendirian di dunia ini, kamu harus percaya itu!"

Dan sekarang ia percaya akan hal itu, bahwa Allah tak pernah membiarkan kita sendirian di dunia ini! Sonia tersenyum, "Erik, seumur hidupku, aku nggak akan pernah lupa hari ini!" desisnya lalu menyeka airmatanya.

Sonia mulai cekingukan, kamar kost itu di lengkapi dengan kasur lantai untuk satu orang, lemari kecil yang sepertinya untuk tempat pakaian. Tak ada kipas, Sonia berjalan ke bagian belakang, ada ruangan satu meter persegi yang nampaknya bisa di gunakan untuk dapur, ada jendela kecil di sisinya. Lalu di sebelahnya adalah kamar mandi plus closet, karena gerah Soniapun segera mengambil mandi lalu istirahat. Ia langsung terlelap karena memang lelah.

* * *

Rocky dan Nancy memilih duduk di meja dekat jendela, favorit Rocky memang di samping dinding kaca itu agar bisa melihat keluar, apalagi kalau Nancy sudah tak mau berhenti bicara.

"Aku nggak marah kalau kamu memang sibuk di kantor, tapi kalau kamu memang sengaja menghindar...aku sangat marah!" ungkap Nancy,

"Nancy, please deh. Jangan bicarakan ini, ok!"

"Kapan sih kamu bisa menerima kenyataan, kita akan menikah dan nggak ada seorangpun yang bisa mengubah itu!"

Rocky melempar pandangannya keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun