Seorang waitres menghampiri membawa beberapa pesanan kami, anehnya ada dua piring yang penutupnya tak di buka dan di biarkan begitu di depanku. Aku jadi sedikit bingung!
"Itu hidangan special kamu, buka dulu yang sebelah kanan!" katanya memberitahuku, ku tatap wajah gantengnya yang memiliki rahang kuat dan dagu berlesung. Dia terus menatapku dalam, dan seolah sedang menunggu raksiku. Ku rangkakan tanganku untuk membuka punutup berbentuk kubah berwarna perak di atas sebuah piring yang dia tunjuk. Ku tepikan penutup itu ke samping, mataku menemukan sebuah kotak merah yang kira-kira berukuran 10x10 cm. Sekali lagi aku mengerling ke matanya, dia tersenyum melihat reaksiku yang memang terkejut. Dan aku tahu maksudnya, tanpa panduannya lagi ku pungut benda itu lalu ku buka perlahan, jantungku sudah berdebar tak karuan. Ketika kotak itu terbuka, sebuah benda berkilauan muncul di sana. Benda mungil berbentuk bulat yang separuh badannya terbenam di dalam permadani merah itu sungguh membuatku terpana, itu sangat cantik. Apalagi tulisan di dinding dalam penutup kotaknya yang juga lumayan berkilau,
"Marry me!"
Perlahan ku angkat mataku ke arahnya, dan dia masih saja tersenyum dengan indahnya, "kamu suka?" katanya merdu. Ku buka mulutku tapi tak kunjung kata terlahir darinya, tapi dengan sekuat tenaga tetap ku ciptakan kata, "Henry, ini....maksudnya....?"
"Apakah aku perlu mengucapkannya?" tanyanya seraya memungut tanganku, membelainya lembut, "menikahlah denganku?" pintanya dengan sungguh-sungguh. Meski dia suka bercanda tapi aku yakin dia tidak sedang mencandaiku. Mata kami lama berpagutan, tanpa terasa buliran bening malah menjebol bola mataku. Dan itu membuatnya mengubah ekspresinya, "kenapa kamu menangis, kamu tidak suka?" tanyanya seraya menyeka airmataku.
Aku menggeleng perlahan, "aku....aku suka sekali!" sahutku dengan senyum haru, kini dia tersenyum kembali, bahkan lebih indah dari sebelumnya, "ini sangat cantik!" pujiku, dan aku tidak bohong, cincinnya memang cantik.
"Tidak lebih cantik dari kamu!" sahutnya, hatiku langsung melayang ke udara, mungkin ke angkasa. Jika cincin secantik ini masih kalah denganku....itu artinya aku seperti apa di matanya? Padahal ku pikir selama ini aku biasa-biasa saja, lebih cantikan teman sekantorku malahan.
"Kamu mau lihat ada apa di dalamnya?" tanyanya lagi, aku tertegun, terkejut, terdiam. Ku kirik cincin itu, lalu matanya, dia mengerling. Lalu ku pungut cincin berkilau itu dan ku amati. Tak ada apa-apa kecuali taburan batu berlian mungil-mungil, yang menghiasi separuh dinding luar cincin itu, ku bolak-balikan hingga terintip dinding bagian dalamnya yang ternyata terdapat sebuah ukiran.
H 4 A Forever
Kembali aku mengerling padanya dengan senyum malu, "maksudnya apa?" tanyaku pura-pura o'on, padahal tahu betul maksud tulisan itu.
"Maksudnya, tidak ada yang bisa memiliki aku kecuali kamu!"