Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #32; Kenapa Lucas?

8 September 2015   14:05 Diperbarui: 8 September 2015   14:27 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lucas merasakan dadanya seperti di hujam badai yang sangat dasyat, ia ingin bisa memberi kekuatan dan kasih sayang pada wanita itu, tetapi ia malah sudah terusir sebelum bisa memasuki hatinya. Matanya juga berkaca, tapi tak ia biarkan mengalir. Ia tak mau lemah di depan Alisa.

Sebuah senyum coba Lucas pajang di bibirnya, meski itu sangat perih, "kapanpun kamu butuh sesuatu, kamu harus ingat....tanganku akan selalu terbuka!" ungkap Lucas, Alisa hanya diam memandangnya, "oya, aku bawakan sesuatu untukmu!" katanya melirik box di meja, Alisa juga melirik benda itu.

"Kalau kamu tidak sudi juga tidak apa-apa, kamu boleh membuangnya....tapi jangan di depanku!" tukas Lucas setengah bergurau, Alisa tak bereaksi dan itu membuat Lucas harus menarik dirinya dari kursi.

"Jaga kesehatanmu!" desisnya sekali lagi sebelum ia melangkah meninggalkan lapas. Setelah Lucas menghilang Alisa melirik benda di atas meja itu yang terbungkus bag kain, cukup lama ia diam sebelum memungut benda itu dan masuk kembali karena jam besuknya sudah habis.

Ia masuk ke dalam sel dan duduk bersila, memangku bingkisan yang Lucas berikan. Perlahan ia membuka bag itu, sebuah box makanan, lalu ia membukanya. Tertegun, ia menatap isi dari box itu. Itu adalah menu favoritnya untuk dinner, sebagai balerina ia harus diet ketat. Di dalam box itu berisi sepotong bake salmon, mushroom ball beberapa biji, lalu sayuran yang meliputi brokoli, wortel, dan jagung. Serta sekotak aneka potongan buah. Menatap menu yang terhidang di depan matanya membuat matanya meleleh, dulu ia selalu memesan itu untuk dinner, bahkan saat dinner bersama Lucas meski hanya sekitar tiga kali. Tapi pria itu masih mengingat menu favoritnya, butiran bening jatuh di penutup kotak yang ia pegang di tangannya. Tanpa sadar mulutnya berdesis,

"Lucas!"

Luke, kenapa cuma kamu yang peduli sama aku? Di saat semua orang menghujatku, kamu datang sebagai malaikat. Memberiku semangat, kekuatan, saat semua orang membenciku, kamu percaya padaku, kamu mendukungku. Dan hanya kamu yang memperjuangkan kebebasanku, kenapa harus kamu, kenapa?

Hati kecil Alisa menjerit pedih, Lucas bukanlah orang yang ia inginkan ada di sisinya. Justru ia ingin tak pernah mengenal pria itu lagi, tapi justru pria itulah satu-satunya yang peduli pada dirinya. Dengan airmata berceceran dan tangan gemetar, ia mulai mengangkat sendok dan mencuil bake salmon, lalu menjejalkannya ke mulut mungilnya, mengunyahnya perlahan. Tapi airmatanya malah semakin deras menjebol pertahanannya hingga ia terisak hebat.

Sejak saat itu hampir tiap hari Lucas mengiriminya menu dietnya, terkadang untuk sarapan, terkadang makan siang, kadang juga untuk dinner. Dan selama itu pula Alisa tak pernah menemuinya, Lucas menitipkannya pada penjaga lapas. Entah Alisa mau memakannya atau tidak ia tidak peduli, yang jelas ia tidak akan berhenti lakukan itu.

* * * * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun