"Untuk makan malam, ku pikir kau lapar!"
"Eim, iya...tetapi...kita tak harus makan di dalam kamar kan?"
"Dan kau tidak mungkin makan malam di luar hanya dengan penampilan seperti itu!" Nicky mendorong trolinya ke arah sofa dan meja kaca, kamar itu memang di lengkapi dengan sofa untuk bersantai. Karena terkadang kamar juga merupakan tempat yang nyaman bagi Nicky untuk merampungkan pekerjaannya selain di ruang kerjanya. Sedang Liana melihat dirinya sendiri, ia memang belum memasang apapun di balik kemeja yang di kenakannya itu.
Iapun berjalan ke arah sofa, berniat membantu Nicky memindahkan semuanya ke meja tetapi...
"Kau duduk saja, biar aku yang melakukannya!" larangnya, "tapi ini tugasku!" protes Liana.
"Tugasmu sekarang adalah duduk!"
Mereka makan malam di dalam kamar itu dengan di temani acara di layar televisi yang mereka biarkan mengoceh sendiri. Mereka saling diam, tetapi di dalam hati Liana melempari banyak pertanyaan. Kenapa Nicky jadi aneh, kenapa sikapnya lembut sekali, kenapa....kenapa....kenapa....masih banyak pertanyaan, tetapi ia takut mengeluarkan semua pertanyaan dari mulutnya karena takut akan memperburuk suasana. Lagipula ia menikmati kebersamaan mereka dan sikap Nicky.
Setelah makan malam Nicky membawa Liana kembali ke atas ranjang, kembali menikmati kemesraan mereka yang baru saja mulai menggebu.
Setelah itu selesai ia segera berhambur ke kamar mandi, dan ketika keluar dari kamar mandi Liana sudah terlelap kembali. Ia memandang istrinya yang kembali di buai mimpi, setelah itu ia keluar dari kamar.
* * *
"Maksud anda tuan?"