"Kamu....!" Lucas menyeka wajahnya sendiri, ia menghela nafas dalam. "aku tahu kamu tidak membutuhkan aku, Alisa. Tapi aku akan tetap melakukan tugasku, aku akan mencari bukti dan saksi....sebisa mungkin. Kalau perlu...aku akan menyeret Nadine ke pangadilan bagaimanapun keadaannya!" janjinya lalu melangkah pergi sebelum Alisa sempat protes.
* * *
Kamu masih membelanya setelah apa yang di lakukannya?
Dia tidak peduli padamu, Alisa!
Kalimat Lucas tentang Ridwan masih mengiang di telinganya, Lucas benar. Ridwan bahkan tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dan kenapa hanya Lucas yang percaya padanya?
Ia duduk bersandar di dinding yang dingin, beralaskan lantai yang dingin, di selimuti ruang yang dingin, semuanya dingin. Sedingin jiwanya saat ini, dan ia hanya bisa mengadu pada yang Kuasa. Tapi ia tetap percaya, Allah pasti memiliki rahasia dari setiap cobaan yang di berikan kepada umatnya.
* * *
"Aduh Cheryl....kamu kemana sih?" keluh Ryan seraya tetap menelponi kekasihnya itu, sudah puluhan kali teleponnua tak di jawab.
Cheryl melirik tasnya, puluhan panggilan sepertinya menggema dari hpnya, ia masih terduduk di lantai, bersandar ranjang. Menggigiti kukunya dengan gemetaran, banyak hal buruk yang sudah di lakukannya tetapi ia tak pernah merasa setakut saat ini. Matanya melirik ke sana-kemari, lalu ia menyikap dirinya sendiri.
Orangtuanya jarang berada di Indonesia, itu sebabnya ia memilih untuk tinggal di apartemen sendiri. Mereka sangat sibuk dengan urusan mereka, dan sejujurnya itu membuatnya membenci orangtuanya sendiri.
Ryan menyetir mobilnya kencang, karena tak pernah mendapatkan tanggapan melalui telpon maka iapun memutuskan untuk mendatangi apartemen Cheryl. Belakangan ini kekasihnya menampakan sikap yang sedikit aneh, ia khawatir itu akan buruk.