Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #28 ; Bukan Aku!

8 Agustus 2015   16:39 Diperbarui: 8 Agustus 2015   16:43 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Dokter, bagaimana keadaan Nadine?" tanya Ridwan, semuanya menunggu penjelasan dokter.

"Saudari Nadine kehilangan banyak darah, keadaannya sangat kritis. Dia juga mengalami beberapa cedera di kepalanya, dan....!"

"Dan apa dok?" tanya Pasha,

"Pisau yang menusuknya melukai salah satu ginjalnya, cukup parah, kami terpaksa harus mengangkat ginjal yang rusak itu tetapi...." dokter kembali diam, semua menunggu. "saudari Nadine membutuhkan donor ginjal yang cocok untuk bisa bertahan hidup, dan untuk mendapatkan donor ginjal dalam waktu dekat sangatlah sulit. Tapi kami akan mengusahakan, secepat mungkin!"

"Berapa lama Nadine bisa bertahan jika belum mendapatkan donor ginjal?" tanya Ridwan, "Mungkin....tidak sampai 12 jam dari sekarang, untungnya persediaan darah di sini memadai sehingga bisa melakukan tranfusi dengan cepat!"

"Lakukan apapun agar putri kami selamat, dok!" pinta Ratna dengan airmata. "Dok, apa golongan darah Nadine?" tanya Ridwan lagi,

"A plus!"

Ridwan sedikit membalikan tubuhnya, Nadine tidak akan bertahan hingga 12 jam jika tak segera mendapatkan ginjal yang cocok untuknya, sementara golongan darahnya AB, pasti tidak akan cocok kan? Dan Ridwan ingat sesuatu, seseorang....

* * *

Lucas sedang berbicara dengan teman kerjanya di kantor, "kamu nggak jadi ngambil kasus itu?" tanya Ferdi, Lucas mendesah, "aku lagi memikirkan sesuatu, dan...aku lagi nggak siap keluar kota!"  

"Sebenarnya ada kasus masuk semalam, tapi di Tangerang. Seorang nenek-nenek!" seru Ferdi, Lucas terdiam, lalu telinganya menangkap berita tv yang sedari tadi mereka acuhkan. Ia seperti mendengar nama yang ia kenal, makanya ia menoleh dan membesarkan volume tvnya. Menyimak dengan baik berita pembunuhan itu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun