Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #27 ; Langkahi Dulu Mayatku

7 Agustus 2015   13:17 Diperbarui: 7 Agustus 2015   13:21 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cheryl menghampirinya lagi, memungut rambutnya lagi tetapi Nadine segera mendorongnya, melawannya. Membuat Cheryl harus menghantamkan pukulan beberapa kali ke wajahnya, membuatnya benar-benar lemah. Lalu Cheryl kembali memungut tubuhnya Nadine, menaruh telapak tangannya di leher Nadine.

"Kamu adalah penghalang keduaku, maka kamu juga harus tersingkir!" geram Cheryl mengencangkan cengkeramannya di leher Nadine. Nadine mencoba menyingkirkan tangan Cheryl dari lehernya tetapi cengkeraman Cheryl justru semakin kencang, membuatnya tak bisa bernafas.

Alisa menggerakan tubuhnya, kepalanya sedikit pusing, ia menyentuhnya. Sepertinya lukanya tidak terlalu serius, iapun bangkit. Berjalan perlahan, matanya melebar melihat pemandangan yang ia temukan.

"Nadine!" desisnya, ia melihat Nadine sudah hampir kehabisan nafas di tangan Cheryl. Wajahnya juga babak belur, Alisa segera berlari. Mencoba menyingkirkan tangan Cheryl dari leher Nadine.

"Cheryl lepaskan, Cheryl!" teriak Alisa, tak ada cara lain. Alisa menjambak rambut Cheryl kencang hingga kesakitan, seketika ia melepaskan Nadine. Nadine terbatu-batuk memegangi lehernya, sementara Alisa kembali berduel dengan Cheryl.

* * *

Ridwan mempercepat laju mobilnya, Nadine melarangnya menyusul tetapi ia memiliki firasat tidak enak. Makanya ia tetap pergi, semoga tidak terjadi apa-apa.  

Alisa mendorong Cheryl hingga terbentur lemari, lalu ia segera menghampiri Nadine.

"Nadine, kamu tidak apa-apa?"

Nadine menggeleng, tapi sesungguhnya kepalanya sakit sekali. Cheryl bangkit, ia sedikit terhuyung. Perpegang pada meja dapur, ia menemukan beberapa pisau menancap di tempatnya yang terbuat dari kayu. Ia menariknya sstu, sebuah pisau dapur panjang dan runcing. Ia menggenggamnya erat menghampiri keduanya. Alisa membantu Nadine bangkit, "kita harus keluar dari sini, kamu bisa jalan?" tanya Alisa. Nadine memandanganya, tetapi ia malah melihat Cheryl menghampiri mereka dengan cepat.

"Alisa!" teriak Nadine mendorong tubuh Alisa ke samping, tubuhnya sendiri sedikit terdorong ke depan saat dirinya menyingkirkan Alisa. Seketika Cheryl sampai padanya, tubuhnya tersentak. Darah segar keluar dari mulutnya, Cheryl sendiri tersentak, ia segera menjauh. Alisa tercengang melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun