Cheryl melayangkan beberapa tamparan ke wajah Alisa, Alisa membalasnya. Membuat Cheryl semakin geram, ia menjambak rambut Alisa. Alisa memukul tubuhnya dengan siku. Nadine mencoba mengintip dari jendela, secara samar terhalang gorden ia melihat seperti ada yang berkelahi di dalam. Ia semakin panik, ia mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Apakah Alisa sengaja tidak menguncinya karena dirinya akan datang?
Nadine segera masuk, Alisa terpental. Kepalanya membentur meja hingga ia pingsan,
"Cheryl!" desis Nadine, Cheryl menoleh ke arahnya sementara Nadine menemukan Alisa yang tak sadarkan diri. Lalu ia kembali menatap Cheryl, "apa yang terjadi?" tanya Nadine.
"Kamu datang tepat waktu Nadine, jangan khawatir...kamu akan menemani Alisa ke neraka. Jadi kalian bisa terus sama-sama!"
"Apa?"
Cheryl melangkah ke arahnya, Nadine mundur perlahan. "kamu mau apa Cheryl?" tanyanya panik, "menyingkirkanmu, dari jalanku....kamu tahu Nadine, hanya aku yang pantas yang menjadi bintang utama di pementasan, hanya aku yang pantas mendampingi Ridwan!"
"Apa, Ridwan?"
"Jika kamu tidak melawan maka aku tidak akan membuatmu sakit!"
"Kenapa dengan Ridwan? Kamu sudah mengenalnya lama?"
"Kamu itu terlalu bodoh!" maki Cheryl mempercepat langkahnya, Nadine berniat lari tetapi Cheryl lebih sigap menggapainya. Mencengkeram lengannya kencang lalu melemparnya ke samping. Tubuh Nadine menghantam tembok, Cheryl menghampirinya. Memungut wajahnya,
"Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia!" serunya menampar Nadine hingga terlempar ke samping, Cheryl menjambak rambutnya. "arghhh....!" teriak Nadine, Cheryl menghantamkan Nadine ke tembok hingga terhuyung. Kepalanya mengeluarkan sedikit darah, Nadine merasa pusing akibat hantaman itu. Cheryl mengulangi perbuatannya beberapa kali, tetapi sekuat tenaga Nadine melawan. Menginjak kakinya hingga Cheryl melepaskannya, ia terjatuh ke lantai. Sekarang kepalanya benar-benar sakit, darah keluar lagi dari sisi kepalanya.