"Bohong, belakangan sikapmu jadi aneh. Kamu pasti punya alasan lain berhenti menjadi pengawalku, padahal.....aku sudah sangat menyukaimu!" akunya, "sejak mama meninggal....aku jadi kesepian di rumah. Papa sibuk dengan tugasnya, kak Gibran juga begitu....dan sejak kamu datang.....aku kembali punya teman. Setidaknya yang bisa ku percaya!"
"Kamu punya banyak teman kan!"
"Tapi aku mau kamu tetap di sampingku!"
"Maaf, aku tidak bisa!"
"Bukannya kamu pacaran sama kak Gibran?"
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan kakakmu!"
"Aku pikir kamu benar-benar bakal jadi kakakku, jadi.....kamu tidak menyayangimu seperti itu....kamu baik sama aku hanya karena pekerjaanmu?"
"Ya!"
"Bohong!" sebutir airmata menggelinding di pipi Giselle, "Ini sudah larut, sebaiknya kamu pulang!" suruh Lexa.
"Aku memang mau pulang, kamu sama saja dengan papa....dengan kak Gibran.....kamu nggak ada bedanya!" serunya lalu berlari keluar. Menghempaskan diri di jok mobil dengan uraian airmata.
Seandainya kamu tahu yang sebenarnya....mungkin kamu tidak akan pernah menerima kehadiranku, Giselle!