Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sayap-sayap Patah sang Bidadari ~ The Wedding #Part 3

30 Juli 2015   11:10 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:07 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selesai menyirami taman bunga, iapun masuk ke dalam rumah. Sejak kakek Willy meninggal ia sudah tak menyentuh dapur lagi, bahkan semuanya yang menyiapkan para pembantu. Kecuali tadi pagi, ia sudah mulai mengotak-atik dapur. Maka kali inipun ia ingin memasak sendiri untuk makan malam. Tapi apakah Nicky akan langsung pulang setelah jam kerjanya selesai? Belakangan suaminya itu selalu pulang hampir tengah malam, ah....tak usah di pikirkan. Pulang tepat waktu atau tidak, itu tugasnya untuk menyiapkan makan malam.

Selesai memasak Liana pun pergi ke kamar untuk mandi, setelah itu ia menunggu Nicky pulang kerja di ruang santai seraya menonton tv. Tetapi ia tak fokus ke acara tv melainkan ke buku yang sedang di bacanya.

Bi Rahma membawa secangkir teh hangat kepadanya, menaruhnya di meja di hadapannya. "ini tehnya nyonya!" serunya, "terima kasih bi!" sahutnya tanpa mengalihkan matanya.

"Saya senang melihat perubahan nyonya, saya yakin tuan besar Willy juga senang melihat nyonya mulai pulih seperti dulu!"

Liana menutup bukunya, memandang wanita tua itu seraya tersenyum, "terima kasih, kalian sudah begitu perhatian padaku!"

"Jangan berterima kasih nyonya, itu sudah menjadi tugas kami!"

Liana mengembangkan senyumnya, "kalian boleh istirahat dulu!" suruhnya, wanita itu tersenyum dan mengangguk lalu kembali ke belakang.

Liana memungut cangkir tehnya dan menyeruput isinya, baru sajaia meletakan cangkir tehnya kembali ke meja dan hendak membuka bukunya lagi suara mobil Nicky terdengar memasuki halaman rumah. Iapun menaruh bukunya lalu segera berjalan cepat ke depan.

Liana muncul ketika Nicky memasuki pintu depan, sebuah senyuman manis terpapar di wajahnya. "kau sudah pulang?" girangnya, Nicky hanya diam memandangnya heran, Liana menghampirinya dan memungut tas di tangannya, lalu berjalan pelan ke arah ruang kerja. Nicky mengikuti dari belakang, ia masih bertanya dalam hati. Benarkah itu Liana, benarkah dia sudah kembali? Sejak tadi pagi wanita itu memang menampakan sebuah peubahan yang baik, jika ini benar....semoga saja bisa membawa perubahan juga untuk hubungan mereka.

Liana memasuki ruang kerja untuk menaruh tas Nicky, sementara Nicky berjalan menuju kamar untuk mandi. Setelah itu Liana menunggu Nicky selesai mandi di meja makan, sebuah langkah kaki pelan membuatnya menoleh, ia kembali melebarkan senyum. Mencoba membangkitkan suasana yang serasa mati selama ini di antara mereka. Nicky memandang istrinya yang sedang mengambilkan makan untuknya, apa yang terjadi? Apakah Sinta menyihirnya sehingga membuat istrinya itu berubah hanya dalam hitungan jam? Jadi dirinya tidak salah memilih pulang tepat waktu dan menolak kehadiran Ivana kembali dalam hidupnya.

Saat menyantap makan malam, Nicky tahu itu masakan istrinya. Meski sudah lama tidak merasakan tetapi ia masih ingat rasa masakan wanita itu. Makan malam memang cukup tenang, Liana juga tidak tahu harus membawa topik apa untuk sebuah percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun