"Lah....bikin itu semua emang nggak pake duit?"
Perempuan tua itu kembali mengaduk sampah ketika melihat bak sampah yang penuh, hanya mendapat beberapa dua biji yang sudah jelek. Sepertinya sudah di aduk oleh yang lainnya, matahari hampir tenggelam. Iapun memutuskan untuk pulang saja, semoga hasil hari ini bisa untuk beli makanan buat buka puasa. Cucunya yang baru 7 tahun itu pasti senang kalau bisa di beliin kolak hari ini, tapi apakah uangnya cukup? Sementara ia harus mengumpulkan uang untuk lebaran nanti agar bisa memenuhi keinginan cucu kesayangannya.
* * *
Cucunya yang di tinggal mati kedua orangtuanya saat masih bayi, membuatnya harus menanggung semua sendirian. Hanya bisa memunguti sampah untuk bisa menyambung hidup.
Setiap hari ia mengorek sampah, menyulapnya menjadi rupiah hingga malam lebaram tiba.
Malam itu ia merebus ketupat dan membuat opor ayam, bahkan ia saat ini sedang membuat rendang. Alhamdulillah, tadi siang ada dermawan yang memberikan sumbangan beruba daging mentah. Meski hanya setengah kilo, tapi baginya itu rezeki yang luar biasa Allah berikan padanya. Jadi ia bisa membahagiakan cucunya di hari lebaran.
Saat ini, gadis kecil itu sedang ikut takbiran keliling bersama anak-anak lainnya. Dia merengek ingin ikut sampai menangis.
"Nek...., Nek Surti....!" seru temannya berlari tergopoh ke gubuknya. "Nek...!"
"Ada apa Tini, kok kaya' di kejar setan saja!"
"Nisa nek, Nisa...!"
"Iya, Nisa kenapa?"