"Ehm...., dikit sih!" canda Mawar, Dika cemberut. "cuma dikit?" protesnya nggak terima. "emang maunya seberapa? La wong kamu orangnya cuma satu!" balasnya, "ya....mungkin....!"
"Bagaimana kalau kita main basket, katanya kamu mau menjajal kemampuanku?" tantangnya seraya berdiri, Dika ikut berdiri dengan girang.
"Asyik....sebentar lagi aku bakal punya pacar!"
Mawar melotot,
"Loh, apa hubungannya?"
"Lah...kan, kalau kamu kalah kamu jadi pacar aku. Lupa!"
"Ha!" Mawar membuka mulutnya lebar, "eh nggak bisa gitu. Kan aku nggak bilang setuju!"
Dika berjalan saja tanpa memperdulikan protesan gadis itu seraya berkata, "bilang aja kamu takut!" godanya. Mawar mengikuti, "siapa bilang aku takut, lihat aja nanti. Aku bakal kalahin kamu!"
Merekapun menuju lapangan dan bertanding, ternyata keduanya lawan yang cukup seimbang. Dika tak menyangka kalau gadis itu cukup mahir dalam basket untuk ukuran putri, cukup membuatnya kewelahan. Tapi ia terus menggodanya selama mereka bertanding. Tiba-tiba Mawar berhenti setelah memasukan bola ke dalam ring dalam posisi two point, ia membungkuk memegang lututnya dengan nafas terengah-engah. Dika menghampiri karena cemas.
"Rose kamu kenapa, kaki kamu sskit?"
Mawar menggeleng pelan, "aku nggak apa-apa, cuman....!" katanya di sela-sela nafasnya ysng berat, "udah lama aku nggak dapet lawan yang setangguh ini!"