Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

White Rose #11 ; Pelukan

3 Juli 2015   22:48 Diperbarui: 3 Juli 2015   22:48 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sementara Dika cemas menunggu di tempat biasa, beberapa anak keluar dari pintu gerbang itu. Ia pun segera menurunkan topinya untuk menutupi wajahnya, tentunya ia tak mau mereka tahu kalau dirinya berada di sana. Iapun memungut hpnya, pura-pura mengotak-atik, tetapi memang ia hendak menghubungi Mawar, ketika telepon di sambungkan tiba-tiba hpnya itu mati, "loh....kok mati?" iapun menekan tombol power dan tetap tak bisa meyala.

"Aduh....lupa di charge lagi, Rose kemana ya, ini kan sudah lewat 10 menit dari janjinya?"

Mawar merosotkan diri ke lantai yang kotor itu, hampir tidak ada satu inchipun yang terlihat bersih dan layak. Cat dindingnya sudah pada mengelupas, ternit di langit-langitnya pun sudah pada rontok. Ia memeluk kakinya sendiri, menunggu ada yang datang. Beberapa kecoa bermunculan, ia semakin merapatkan diri. Ia tak berusaha mengusir mereka, asalkan tidak menggigit tak apa. Itung-itung buat teman daripada sendirian, "apa kalian bisa membantuku membuka pintu ini?"

Ia menghela nafas, "aduh...apakah aku sudah gila berbicara pada kecoa, Tentu saja kalian tak bisa membukanya untukku!" keluhnya, ia ingat janjinya pada Dika. Pemuda itu pasti sudah lama menunggunya, iapun memungut hp dan mencoba menghubunginya tetapi nomornya malah tidak aktif. Lalu ia mau menelpon siapa, paman Fahri? Tidak mungkin kan, iapun menyimpan hpnya kembali.

Ternyata apakah benar Jerry dan Sharon itu pacaran, Sharon begitu marah padanya karena kemarin dirinya pergi dengan Jerry. Wajarlah, ia bisa mengerti. Jika itu memang benar berarti ia harus menjauhi Jerry. Tapi selama ini ia juga tak mendekatinya kan? Tak terasa airmatanya menetes, ia mencoba untuk tidak takut tapi.....di saat seperti itu bayangan masalalu menghantamnya. Menciptakan sebuah rasa takut yang mendera, saat kecil ia memang takut dengan ruang gelap. Tapi bukankah sekarang dirinya sudah dewasa?

* * *

Ricky dan Mela berjalan ke arah gudang membawa kardus, mereka seperti mendengar ada suara minta tolong.

"Apa kamu mendengar itu?" tanya Ricky menghentikan langkahnya, "iya, seperti ada yang minta tolong?" sahut Mela. Mereka mendengarkan sekali lagi lalu mencari arah suara yang pelan itu.

Dika merasa ada yang tidak beres, pasti terjadi sesuatu dengan Mawar. Beberapa hari terakhir bukankah gadis itu selalu di jaili teman sekampusnya? Iapun memutuskan untuk masuk mengendap. Menutupi wajahnya dengan topinya, berjalan bergegas dengan menunduk. Sesekali celingukan.

Ricky dan Mela sampai di depan toilet tempat Mawar tersekap, "tolong, siapapun di luar sana!" seru Mawar menepuk daun pintu. Ricky segera meletakan kardus di tangannya dan berjalan untuk membuka pintu toilet itu. Mawar segera mundur ketika mendengar suara langkah kaki dan pintu terbuka, wajah Ricky kecil muncul di sana. Di hadapannya, tanpa pikir panjang ia pun berhambur memeluknya seraya berkata.

"Kakak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun