Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Last Hunter #Part 2

23 Juni 2015   20:26 Diperbarui: 21 September 2018   20:46 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Tuhan! Sepertinya hari ini aku benar-benar sial, sudah dibuat kacau oleh teman-temanku dan sekarang bertemu orang aneh!"

"Aneh?"

"Siapa mereka dan siapa kau, oh ... tu bukan urusanku!" serunya menghentikan mobilnya di pinggiran. "Turun!"

"Apa?"

"Kubilang turun dari mobilku, siapa tahu saja kau adalah kelompok perampok yang sedang pura-pura!"

"Perampok, kau pikir aku punya tampang perampok?" protesku, dia menatapku dari ujung rambut hingga ujung sepatuku dengan ekspresi ... yah aneh, jijik. Jelas, aku tak bercumbu dengan air selama dua hari ini. Bisa kurasakan bau keringatku, meskipun tak berbau busuk. Tetap saja aku terlihat belum mandi.

"Sayangnya aku tidak mau turun!" godaku menyilakan kedua tangan di dada. Lalu aku pun menguap lebar, "Uaaaahhhh ... aku ngantuk sekali!" lanjutku. Kubenarkan dudukku lalu memejamkan mata.

"Hei, kau!" dia menggoncang tubuhku, "Aku tahu kau hanya pura-pura tidur, ayo keluar dari mobilku. Hari ini aku sudah cukup banyak masalah, keluar!" teriaknya. Dia menepuk lenganku kencang, "Dasar brengsek!" makinya.

Gadis itu menghela nafas lalu kembali mengemudikan mobilnya, tak terasa malam sudah berganti pagi. Cahaya hangat mentari yang menembus mobil mebangunkanku dari tidur, ini pertama kalinya aku kembali bisa tidur nyenyak. Aku menggeliat, membuka mataku lebar. Gadis itu sudah tak ada di sampingku, kumelihat ke sekeliling tempat itu dari dalam mobil. Tiba-tiba pintu mobil terbuka dan gadis itu sudah duduk di sampingku, melemparku dengan sebuah bungkusan. Aku menangkapnya segera karena refleks, "Sarapan pagi!" serunya.

Kulihat bungkusan di tanganku, dari baunya aku tahu itu burger. "Kulihat kau seperti kelaparan, makanya kubelikan kau makan. Eit, ini tidak gratis, kau harus membayarnya!"  

"Aku bahkan tak memegang uang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun