Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cerbung] Price of Blood #Part 28

12 Juni 2015   18:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Han-hanya....be-beberapa bulan saja?" desis Karen.

"Tidak!" desis Sharon yang mendengarkan percakapan itu dari pintu bersama Sammy, Danny menoleh ke arah suara putrinya.

"Sharon!" desisnya, gadis itu menggeleng pelan seraya menyerukan kata tidak lalu iapun berbalik dan mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu. "Sharon!" Danny segera bangkit dan mengejarnya melewati Sammy yang masih berdiri di dekat pintu. Danny mempercepat langkahnya hingga meraih tubuh putrinya.

"Sharon!" desisnya,

"Papa bohong......, papa bilang papa tidak akan pernah meninggalkan aku!" rontanya,

 "Sharon!" desis Danny lagi menahan tubuh putrinya dari belakang, "katakan semua itu tidak benar, papa tidak akan pergi kan?" tangisnya. "Papa tidak akan kemana-mana!" sahut Danny memeluknya.

*****

Setelah menenangkan Sharon, mereka pulang ke rumah masing-masing. Danny bahkan menolak pulang bersama dengan Karen dan Sammy. Setelah mendengar vonis dari dokter, Danny terkesan menghindari wanita itu, tapi ia tak mengucap apapun.

Karen mencoba menghubungi Danny beberapa kali tapi tak pernah ada respon, Sammy duduk di depannya dan bertanya menggunakan isyarat. Karen menggeleng seraya menurunkan hpnya pelan. "Dia bahkan tak menjawab teleponku!" desis Karen, 

Dannu menaruh handphonenya ke meja lalu beranjak dari kamarnya, ia memegang sesuatu di tangannya. Menghampiri kamar putrinya, ia membuka pintu itu secara perlahan. Terlihat Sharon sedang tiduran seraya memeluk sebuah frame. Ada isakan lembut yang Danny dengar di ruangan itu, iapun melangkah ke ranjang, duduk di tepinya. Sharon segera bangkit duduk menyeka airmatanya, Danny memungut benda di tangan putrinya. Itu foto dirinya bersama Sarah. Ia menatap foto itu lalu menepikannya.

Danny menatap putrinya, "ini sudah larut, kenapa belum tidur?" tanyanya berbasa-basi, "aku nggak ngantuk!" sahutnya lirih. "oya, aku punya sesuatu!" seru Danny menyodorkan benda di tangannya ke arah Sharon. Sharon memandang benda itu, dari bentuknya ia tahu apa yang ada di dalamnya. Ia memungut benda itu, membukanya, menatap benda itu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun