Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Price of Blood #Part 26

18 Mei 2015   15:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:51 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena ruangan Danny tak boleh di kunjungi maka Sharon ikut menunggui Sammy di ruangannya. Ia tertidur di sofa setelah Karen membelai rambutnya di pangkuannya. Sudah lama sekali sejak Sarah meninggal ia tidak pernah mendapatkan belaian seperti itu dari sosok seorang ibu yang bisa membuatnya tenang ketika ia membutuhkan. Karen juga menyayangi gadis itu sejak mereka terlibat perbincangan di rumahnya sembari menyiapkan makan malam. Ia benar-benar bisa melihat sosok Sarah dalam diri gadis remaja itu, pantas saja Danny bisa jatuh cinta pada Sarah hanya dalam hitungan hari. Bahkan mungkin hitungan menit setelah mereka bertemu. Gadis remaja itu bahkan mampu melayani ayahnya layaknya gadis dewasa, seperti memasak dan menyiapkan pakaian untuk sang ayah. Dan Danny terlihat mampu menjadi ayah yang baik selama ini, bahkan setelah Sarah meninggal ia tetap bisa membagi perannya sebagai seorang single parent. Karen merasa sangat iri terhadap Sarah, karena Sarah yang menjadi istri pria itu bukan dirinya. Meski begitu ia tetap bersyukur karena Tuhan menghadirkan Sammy dalam hidupnya yang bagaikan jelmaan Danny.

Karen menyelimuti tubuh Sharon kemudian menghampiri putranya, "ini sudah larut, sebaiknya kau juga tidur!" suruhnya, "kau harus memulihkan kondisimu!"

Sammy melirik Sharon yang terlihat sangat lelah, "apakah dia akan hidup?" desisnya, Karen tahu siapa yang dimaksudkan putranya. "kita berdoa semoga dia baik-baik saja!" sahutnya. "bagaimana jika tidak, apa yang akan terjadi pada Sharon?"
"Kita tidak boleh putus asa, dia selalu bisa lolos dari maut. Terakhir aku melihatnya......, dia berhasil hidup setelah menerima beberapa peluru dan bahkan mendapat tusukan yang cukup dalam di perutnya. Mungkin jika orang lain saat itu....sudah tidak tertolong!"
"Aku baru bertemu dengannya, aku.....ingin bisa bersamanya lebih lama. Mungkin.....bisa memanggilnya ayah secara utuh!"

Karen menatap putranya, ia tahu maksud anak itu. Ia jadi ingat pesan yang Danny tinggalkan sebelum pergi ke kota ini, Danny meminangnya. Memintanya menjadi ibu dari anak-anaknya secara sah, dan apakah pinangan itu masih berlaku sekarang? Ia melirik Sharon yang terlelap. Sharon adalah adik Sammy, saudara sedarah. Meskipun akhirnya Danny harus pergi dan mereka tak sempat menjadi keluarga yang utuh tapi ia tak keberatan untuk menjaga Sharon seumur hidupnya, seperti ia menjaga Sammy selama ini. Sebutir airmata menggelinding melewati pipinya, tapi ia ingin.....ia ingin bisa menjadi istri Danny sesungguhnya. Karena cinta yang ia miliki untuk pria itu tak pernah berkurang, justru kini semakin dalam.

Danny menggerakan jemarinya di dalam ruangannya, tak ada siapapun di sana. Bola matanya terlihat bergerak dalam pejam, mulutnya mendesiskan sebuah nama. Pelan dan lemah.

"Sarah!"

A Danny Hatta Novel Trilogi ;

# Price of Blood (the last novel)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun