Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Price of Blood #Part 23

6 Mei 2015   08:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Sammy, it's me!" teriaknya, anak itu terhenti. Memandangnya, tapi sedetik kemudian melanjutkan tinjunya. Danny berhasil menghindar lagi, Sammy kembali menyerangnya lebih rutin dan ganas. Danny hanya berusaha menghindar dan menghalau serangan putranya, ia tak mau melukainya. Tapi Sammy terus menyerangnya, tenaganya pun menjadi cukup kuat. Danny menangkap kepalan tangan Sammy yang mengarah ke wajahnya, "Sammy enough, I don't want to fight you!" desisnya, tapi Sammy malah menendang perutnya hingga terpental.


"Papa!" seru Sharon, Sammy kembali menyerangnya dan lagi-lagi Damny hanya menghindari serangan tanpa ingin membalas hingga ia pun harus terjerembat ke lantai akibat bantingan dari anak lelaki itu. Sharon semakin panik menyaksikannya.


"Sammy cukup!" teriak Sharon ketika Sammy melangkah ke arah Danny yang sedang mencoba berdiri. Begitu sampai di kakinya ia segera menangkis pukulan yang Sammy lancarkan kembali untuknya.


"Sammy cukup, itu papa. Aku mohon hentikan!" teriaknya seraya meronta dari tangan orang yang menahannya, tapi cengkeraman orang itu di lengannya semakin kuat.


Ferian hanya tersenyum seraya duduk di sebuah kursi yang tadi di seret oleh anak buahnya untuk tempatnya duduk.


"Apa yang kau lakukan padanya, kenapa dia jadi seperti itu?" teriak Sharon pada Ferian, tapi Ferian hanya meliriknya saja. Danny masih tak mau melawan, sementara Sammy terus menyerangnya hingga membuatnya terbanting, terpental. Beberapa memar mulai tampak di wajahnya, Bahkan hidung dan mulutnya berdarah.


"Papa, papa lakukan sesuatu!" pinta Sharon, "papa buat Sammy sadar!" teriaknya lagi.


Sementara Jonan terus mengejar Anton hingga ke basement, kembali terjadi adu tembak di antara mereka. Anton mempercepat langkahnya ke arah sebuah mobil yang masih di tutupi kain seraya mencoba melindungi tas yang di tentengnya itu. Ia terus berfikir bagaimana harus bisa membawa barang itu keluar dari sana dengan aman. Ia tak mau uang yang selama ini ia habiskan akan hilang begitu saja jika sampai dirinya tertangkap dan barang-barang itu di sita atau bahkan di hancurkan. Sedang Budi mencoba membersihkan jalannya menuju, entah ia akan menuju kemana tapi yang pasti ia harus bisa menemukan Danny dan membantunya. Di beberapa bagian, anak buah Jonan juga sibuk baku tembak dengan para penjaga tempat itu yang lumayan banyak.


Danny masih bertarung dengan Sammy yang rasanya berubah menjadi orang lain. Dia bahkan tak mengenali dirinya sendiri, Sekali lagi tubuh Danny terbanting ke lantai. Sharon hanya mampu mengalirkan airmata melihat papa dan kakaknya bertarung, "papa!" desisnya. Danny mencoba berdiri, "papa, papa harus lakukan sesuatu agar Sammy sadar pa!" pintanya.


Danny kembali berdiri di atas kakinya, meski terhuyung ia mencoba untuk tetap siaga. Sharon benar, ia harus melakukan sesuatu, ia harus melawan dan mencoba menyadarkan Sammy. Akhirnya saat Sammy menyerangnya, iapun melawan tapi tetap berhati-hati agar anak itu tidak terluka. Mendapat perlawanan keras ternyata membuat Sammy semakin garang. Meski kena pukulan dan hantaman sepertinya anak itu tidak merasakan sakit, tapi jika terus seperti itu bisa-bisa saat sadar itu justru membuat nyawanya terancam.


Danny melirik Ferian yang duduk asyik menyaksikan mereka bertarung, lalu matanya berpindah ke arah Sharon yang terlihat sangat panik. Sammy menyerangnya lagi dan iapum segera menghindar, mencoba mencari titik lemah agah anak itu bisa kembali menjadi dirinya. Ia menangkap tangan Sammy yang berusaha menghantamnya, lalu memutar tubuh anak itu hingga berada di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun