"Aku pikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi!" desisnya, Rose mendorong tubuh Dika menjauh darinya secara lembut, "aku yang selalu berfikir seperti itu, kamu sudah kembali ke Indonesia tapi kamu.....!"
"Maafkan aku, aku punya alasan untuk itu!"
Rose memandangnya dengan sedikit kecewa, bahkan ada kilatan marah di matanya. Dika menyadari ia telah membuat kesalahan karena tak menepati janjinya untuk berkunjung begitu kembali ke Indonesia.
"Bagaimana kalau aku antar kamu saja?" tawarnya, Rose tertegun. Melirik mobil Dika lalu matanya kembali ke wajah pemuda itu.
"Dengan mobil?" tanyanya aneh, Sekarang malah Dika yang tertegun mendengar ada suatu kengerian dari kalimat singkat gadis di hadapannya itu.
*****
Mereka duduk seraya menikmati teh manis hangat sembari menunggu ban sepeda Rose siap. Dika meninggalkan mobilnya di tempat ia turun ketika bertemu Rose.
"Kamu tidak pernah cerita sama aku kalau kamu trauma sama mobil!"
"Karena ku pikir.....itu memang tidak perlu!"
"Setidaknya kamu kasih tahu aku!"
"Entahlah, aku hanya takut.....setiap kali aku mulai menyentuh mobil aku selalu kembali ke masa 9 tahun silam. Aku kehilangan mama dan papa melalui kecelakaan mobil, lalu karena naik mobil pula aku juga terpisah sama kakakku!"