Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #14 ; Karena Dia Memang Ada

16 Mei 2015   04:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang Ridwan yang menggeleng, "tidak, tidak Alisa....kamu tidak boleh lakukan itu!" pintanya. "saat kamu pergi dulu, seharusnya aku sadar....bahwa kita memang tak di takdirkan bersama. Lagipula.....keluargamu tidak mungkin lagi bisa menerimaku kan!"
"Alisa.....!"
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak mencoba memasuki kehidupanmu lagi. Seharusnya aku tak memaksamu untuk memilih antara aku dan Nadine, karena Nadine memang lebih pantas untukmu!"
"Tapi aku ingin bersamamu, aku.....aku tidak bisa kehilangan kamu lagi!"
"Lalu bagaimana dengan Nadine?"

Ridwan terdiam sejenak, "aku pikir.....Nadine akan lebih mudah mendapatkan penggantiku!" desisnya, Alisa menatapnya dalam, dan tatapan itu akhirnya mengandung sebuah kekecewaan. "maksudmu..... Nadine lebih mudah mendapatkan penggantimu ketimbang aku.....karena aku-pernah menjadi pecandu narkotika? Karena aku....pernah mendekam di panti rehabilitasi......karena aku....!"
"Alisa bukan begitu!"
"Aku tak menyangka kalau kamu bisa berfikir seperti itu?" mata Alisa memerah, kaca-kaca tipis muncul di sana dan mulai mengalirkan buliran bening di pipinya. "jadi.....kamu memilih aku karena kamu kasihan sama aku!"
"Alisa....!"
"Aku tidak butuh belas kasihanmu!"
"Alisa aku.....!"

Alisa bangkit dari duduknya, "aku tidak butuh itu, kamu berubah Wan. Kamu berubah!" desisnya lalu melangkah pergi sementara Ridwan masih terpaku di sana. Ia tak bermaksud menganggap Alisa seperti itu tapi mungkin ia memang mengucapkan kata yang salah. Ia sungguh tak bermaksud membandingan Alisa dengan Nadine.

*****

Cheryl menghampiri Nadine yang sedang menaruh tasnya di loker, "tumben kamu nggak bareng sama Alisa. Biasanya nempel terus!" cibirnya. Nadine tersenyum, "Alisa bilang ada urusan, jadi kami tidak berangkat bersama!"
"Begitukah!" ragu Cheryl, ia menatap Nadine dengan sorot kasihan. "ehm....kamu memperhatikan sikap Alisa belakangan tidak. Terutama saat bertemu dengan tunanganmu?"
Nadine menatapnya.
"Apa kamu tidak curiga kalau Alisa itu....menyukainya!"
"Apa maksudmu?"
"Kamu tidak memperhatikan sikap mereka setiap kali bertemu, sepertinya....mereka menjalin hubungan di belakang kamu. Kasihan.....!"
"Jaga bicaramu Cheryl, jangan sembarangan menuduh orang!" kesal Nadine.

Cheryl malah tertawa membuat Nadine jadi bingung, "kamu itu bodoh sekali ya, seharusnya kamu bisa lebih peka. Perhatikan cara Alisa dan Ridwan bertatapan, dan.....pastikan kalau pagi ini Alisa tidak menemui Ridwan!"
"Apa!"
"Saat aku berangkat tadi.....aku seperti melihat mereka sedang berdua di taman yang tak jauh dari sini itu. Ya.....semoga saja penglihatanku salah!" kata Cheryl lalu menyingkir, ia tersenyum puas dengan ekspresi Nadine. Sepertinya Nadine mulai termakan ucapannya, dan itu awal yang bagus.

Cheryl bergabung dengan Naya, "kamu terlihat senang, ada apa?" tanya Naya penasaran. "aku memang sedang senang dan sepertinya.....itu akan berlangsung lama!" sahutnya masih dengan senyuman. Naya memang dekat dengan Cheryl, tapi secara pribadi Cheryl juga termasuk orang yang tertutup.

Saat break Nadine mencoba bertanya pada Alisa dengan hati-hati, "Alisa....tadi pagi....kamu jadi ke makam tante Sinta?" tanyanya. Alisa sedikit tertegun karena Nadine menanyakan hal itu, kenapa? "iya, tapi hanya sebentar setelah itu....aku ada urusan lain!"
"Apa?"
"Eh.....maaf, itu....aku tak bisa memberitahukan kamu sekarang!"

Jawaban Alisa membat Nadine sedikit curiga. Apakah yang di katakan Cheryl tadi itu benar, bahwa Alisa dan Ridwan saling menyukai di belakangnya? Itu rasanya.....sulit di percaya. Tapi ia masih menepis kecurigaan yang mulai muncul di hatinya, ia masih ingin percaya kalau Ridwan tidak akan mengkhianatinya, apalagi pernikahan mereka sudah dekat.

Alisa berlatih dengan sempurna sementara Nadine malah sedikit kehilangan konsentrasinya karena perkataan Cheryl. Cheryl sendiri tak mau kalah, ia sendiri juga ingin lebih sempurna dari yang lainnya untuk bisa meraih posisinya kembali.

Prestasi Nadine cukup membuat Miss. Anna kecewa, "Nadine apa yang terjadi padamu, kenapa belakangan kmau jadi menurun?"
"Maaf Miss, belakangan.....saya sedikit.....!"
"Jika kamu punya masalah, selesaikan dengan sehat dan profesional. Jangan sampai itu mengganggu karirmu!"
"Saya akan berusaha bersikap profesional!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun