"Hai kawan!" sapa Danny, orang itu menoleh tapi Danny segera memberi bogem mentah di wajahnya hingga terpental dan senjatanya jatuh. Orang itu melawan, terjadi perkelahian juga tapi tapi terlalu lama. Danny menjatuhkan orang itu ke bawah, dalam prises jatuhnya orang itu Danny menghadiahinya sebuah peluru tepat di dadanya hingga orang itu tak lagi bernafas ketika sampai ke bumi. Danny melihat dari teropong ke depan, ternyata di depan penjagaan lebih ketat. Lalu ia melongok ke tempat Budi sedang menghajar salah satunya hingga mati pula, pria itu masih sama kejamnya dengan dulu.
Danny turun dan menghampiri Budi, "kita harus waspada, di depan lebih banyak cecunguk!" serunya mulai melangkah, Budi mengikutinya. "bukankah kau sudah biasa dengan mereka?"
"Yang aku khawatirkan justru ketika kita sampai di dalam!" keduanya melangkah ke depan, sementara orang-orang yang ada di pos berikut beberapa mulai turun untuk menghadang keduanya.
Ferian membuka pintu ruangan dimana Sharon dan Sammy berada, kedua anak itu langsung berdiri. Tangan mereka masih terikat, Ferian mendekat. Mengamati keduanya, "kalian sangat mirip.....dengannya!" desisnya.
"Kami tidak takut padamu!" seru sharon,
"Ya....aku suka anak yang pemberani!" sahutnya memandang Sharon lalu matanya berputar ke arah Sammy, "kau.....anak haramnya Danny Hatta!"
Sammy hanya memandangnya terpaku sementara Sharon melotot, "aku punya seorang putra, dia sangat tampan. Aku baru melihatnya beberapa hari sejak dia lahir, dan seseorang.....merenggutnya dariku!" serunya berjalan sedikit menjauh kemudian menoleh kepada dua anak remaja itu. "aku ingin putraku kembali, tapi dia tidak mungkin hidup lagi kan?"
Ferian kembali melangkah ke arah Sammy, memungut wajahnya dan sedikit mengamatinya. "kau memang lebih muda darinya, tapi tak apa. Aku suka sorot matamu yang tak memiliki rasa takut!" ia memandang Sammy dalam, lalu melepaskan wajahnya. Setelah itu ia beralih ke Sharon.
"Dan kau.....gadis manis, pasti akan banyak pria yang menyukaimu. Sayang sekali jika aku harus membunuh kalian berdua, itu sebabnya aku jadi berubah pikiran. Kita bisa bekerja sama, iya kan!" seru Ferian lalu tertawa. Ia lebih mendekat pada Sharon, "don't you touch her!" ancam Sammy geram. Tapi Ferian hanya meliriknya saja, ia sedikit mendorong Sammy hingga menjauh lalu meraih lengan Sharon. Menariknya berjalan keluar.
"Sharon!" seru Sammy berusaha mendekat tapi Ferian malah menamparnya hingga jatuh ke lantai, ia segera membawa Sharon bersamanya meninggalkan ruangan itu dan menutup pintunya. Sammy mendengar Sharon berteriak memanggil namanya, Sammy bangkit dan menuju pintu tapi pintu itu sudah rapat. Ia memutar tubuhnya, meraihkan tangannya ke gagang pintu lalu menendang pintunya dengan kaki kuat-kuat.
"Sharon!" teriaknya.
Sharon masih meronta dan berteriak ketika Ferian menariknya, "lepaskan aku!" rontanya, tapi Ferian tak memperdulikan teriaknya. Ia membawa Sharon ke ruangan lain, memasukannya ke sana dan mengurungnya. Sharon mendekat ke pintu, ada kaca kecil di tengah pintu itu hingga ia bisa melihat keluar.