Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Tempat Terindah #9 ; Patutkah Aku Membenci Dia?

23 Maret 2015   18:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:12 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Apa maksudnya itu, kenapa Cheryl berkata seperti itu? Tiba-tiba Alisa merasa tubuhnya melemas. Pikirannya melayang ke masa beberapa tahun lalu, saat dirinya terpuruk di dunia hitam. Di mana ia pernah cemburu buta karena mengetahui Farah memang menyimpan perasaan terhadap Ridwan dan secara diam-diam mulai mendekatinya. Ia pernah melukainya karena saat itu dirinya sedang berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang. Farah sempat masuk rumah sakit meski lukanya tidak parah dan karena hal itu dirinya di laporkan ke polisi dan di ketahui positif sebagai pengguna obat-obatan terlarang.

*****

Alisa berdiri memandang tubuh mamanya yang terkulai lemah, perlahan ia memutar kakinya dan melangkah keluar. Tapi di luar ruangan langkahnya terhenti karena matanya menangkap sosok seorang pria. Perlahan pula Ridwan mendekat.

"Aku tahu keadaan ini memang rumit, tapi ini bukan salah Nadine. Dia sangat sedih karena kamu menghindarinya? Dia berfikir dia telah berbuat salah terhadapmu sehingga kamu marah sama dia!"
"Aku memang marah padanya?"
"Apa, tap-tapi kenapa?"
"Karena dia merebutmu dariku!"
"Alisa!"
"Dia selalu membicarakanmu setiap saat, dan saat aku tahu pria itu adalah kamu....itu sangat menyakitkan Wan!"
"Nadine tidak tahu kalau kamu adalah wanita yang pernah ada di masalaluku, kamu tidak seharusnya menyalahkan Nadine!"

"Lalu aku harus menyalahkan siapa? Kalau dia tidak pernah muncul dalam hidupmu.....kamu pasti akan kembali padaku kan!"
"Alisa....., tapi kenyataannya....!"
"Kenyataannya kamu juga masih mencintai aku kan?" teriaknya. Butiran bening meleleh di pipinya. Ridwan terdiam, "aku nggak akan membiarkan siapapun merebutmu dariku, Wan!"
"Sekarang keadaannya sangat rumit!"
"Kalian belum menikah, lalu dimana kerumitannya? Sekarang kamu putuskan.....kamu lebih mencintai siapa, aku...atau Nadine?"

Ridwan terdiam menatapnya. Ia memang pernah berjanji pada Alisa bahwa tidak akan pernah ada cinta yang lain dalam hidupnya. Bahkan di saat terakhir dirinya mengunjungi wanita itu di panti rehab, ia masih menjanjikan hal yang sama, cinta yang sama. Jadi memang tidak salah jika Alisa sekarang menagih janji itu. Tapi Nadine juga tak bersalah dalam hal ini, dirinya yang ingkar janji. Membiarkan Nadine memasuki hidupnya, hatinya.

"Alisa....., aku....!"

**********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun