Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Price of Blood # Part 16

15 Mei 2015   18:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Part 16

Masih malam yang sama, Danny melirik arlojinya seraya mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Jam 3.20 dini hari, ia mendapat informasi bahwa satu setengah jam yang lalu ada pesawat jet pribadi atas nama Anton Surya Permana. Seorang pengusaha sukses di bidang Pertambangan baru saja melesat menuju kota Aceh. Anton sendiri ikut dalam penerbangan itu, siapa saja awak dan penumpangnya mereka masih belum bisa memastikan. Tapi dugaan kuat bahwa Sharon Azalea Hatta dan Samuel Hatta Junior ada di sana juga.


Saat ini Danny sedang dalam perjalanan ke Lanud Halim Perdana Kusuma untuk mengambil penerbangan jam 4 pagi tujuan Aceh. Ia merasa bersyukur karena kedua anak itu tak di jadikan kelinci percobaan oleh orang yang masih ia terka identitasnya. Tapi bajingan yang bernama Anton ini terlibat, apa hubungannya dengan dirinya? Seumur hidup ia merasa tak pernah punya urusan dengannya atau pun keluarganya.


Karen menyikap dirinya sendiri di atas ranjang, tangannya mencoba meraih seseorang yang bau parfumnya masih tak berubah hingga sekarang. Tapi yang ia rasakan hanyalah sprei dingin yang di kuasai AC, iapun membuka matanya perlahan. Melihat sekeliling ruangan itu, Danny sudah tidak ada di sampingnya tapi aroma tubuhnya masih bisa ia rasakan.


Semalam setelah terlibat percakapan panjang, Danny memutuskam untuk membawa dirinya ke rumah pria itu karena di sana lebih aman. Sesampainya di rumah Danny mereka masih terlibat pembicaraan bahkan sampai bertengkar, hingga akhirnya Danny harus menenangkannya dengan sebuah ciuman yang berakhir kemesraan.


Ia bangkit dan membungkus tubuhnya dengan selimut, melirik jam dinding yang jarum pendeknya hampir mendekati angka 4. Lalu matanya berputar hingga menemukan hpnya yang tergeletak di sampingnya dengan sebuah tulisan di secarik kertas. Ia memungut kertas itu,

Buka rekaman terakhir!

Itu isi tulisan yang bertengger dalam secarik kertas yang Danny tinggalkan, ia masih ingat betul tulisan tangan pria itu. Sangat rapi dan indah. Karen meletakan kertas itu di kasur dan memungut hpnya, mulai membukanya hingga menemukan rekaman terakhir yang jam dan tanggalnya baru di ambil sejam yang lalu. Iapun membuka rekaman itu, wajah Danny muncul di sana. Dia sedang duduk.

Hai,

Lama dia terdiam sebelum melanjutkan kalimatnya.

Mungkin aku tidak pantas minta maaf padamu, aku tahu aku banyak menyakitimu. Selama kita bersama dulu, tapi kau tidak pernah marah padaku meski kau tahu apa yang ku lakukan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun