Mereka bertatapan cukup lama sebelum akhirnya saling menyerang. Danny terpental oleh beberapa pukulan, rupanya orang itu cukup handal juga. Danny kembali bersiaga dan memasang kuda-kuda, orang itu menyerangnya lebih dulu dan Danny melawan, cukup sulit menjatuhkannya tapi akhirnya satu sama, orang itu terlempar ke bagian depan mobilnya sendiri. Dia tak mau kalah, segera bangkit dan memberikan serangan balasan.
Pertarungan itu cukup sengit, karena lawan Danny kali ini memang tangguh. Sulit sekali untuk mengalahkannya, Sharon hanya menonton dengan panik di dalam mobil. Di tengah pertarungan itu, sebuah city car hitam melaju dengan cepat ke arah mobil Danny dan berhenti di dekatnya. Salah seorang keluar melangkah ke arah mobil itu, karena panik memperhatikan papnya bertarung, Sharon tak menyadari kedatangan orang itu. Ia menoleh ketika kaca mobil di sisi lain pecah, seseorang berdiri di sana. Tangannya masuk untuk membuka kunci dan pintunya, Sharon menjerit.
"Ha....papaaaa!" belum sempat ia membuka pintu di depannya orang itu sudah keburu meraih tubuhnya, menariknya keluar. Ia menjerit dan meronta, "lepaskan...., papa....!" teriaknya.
Danny yang masih sibuk menoleh, ia mendorong lawannya dan mencoba berlari ke arah putrinya, tapi dengan sigap lawan bertarungnya ia merunduk dan menjagal kakinya hingga terjatuh. Danny tak peduli, ia menoleh ke arah putrinya kembali dan mencoba berdiri, "Sharon!" teriaknya. "papa....!" teriak gadis itu, tapi mulutnya di bungkam oleh tangan besar orang yang membawanya.
Lawan bertarung Danny menghantam tubuhnya dengan sebuah pukulan, mencoba menahan Danny untuk tak mengejar ke arah putrinya. Mau tak mau Danny harus melawannya, mencoba menjatuhkannya. Sharon meronta, ia menendang dan memukul-mukul orang yang menangkapnya, bahkan menggigit tangannya hingga dirinya terlepas. Tapi ada satu orang lagi yang menangkapnya, Gadis itu mencoba melawan tapi malah kena pukul. Seketika itu Danny menoleh karena mendengar teriaknya putrinya, ia melihat Sharon terpental ke badan mobil. Dan dua orang langsung menangkap tubuhnya, memaksanya masuk ke mobil itu. Gadis itu masih memanggil papanya untuk sebuah pertolongan, Danny masih sibuk dengan lawannya. Karena tak bisa konsentrasi maka dirinya yang terkena hantaman berkali-kali. Mobil itu melaju ke arah mereka, tapi melewatinya begitu saja. Danny mencoba mengejar tapi lagi-lagi ia di halangi oleh lawan bertarungnya itu hingga dirinya terpental ke belakang tepat ke badan mobilnya, senjata api yang ia letakan di atas mobil terjatuh ke kakinya. Danny melirik, ia segera memungutnya ketika orang itu berlari ke arahnya. "dorrr!" sebuah tembakan melesat dengan cepat, tepat mengenai dada orang itu dan membuatnya terpental ke jalan. Danny berlari untuk mengejar mobil yang membawa putrinya.
Ia berlari kencang, sebisa mungkin. Terlihat Sharon memunculkan diri di kaca belakang dan memanggil namanya meski tak bisa ia dengar, tapi seseorang membungkam mulutnya dan menariknya. Mobil itu semakin menjauh dan ia tak mampu mengejarnya dengan kaki. Hanya bisa melihat mobil itu menghilang oleh keremangan malam.
"Sharon!" desisnya, ada airmata yang mengambang tapi ia tak membiarkannya mengalir. Lama ia terpaku di sana sebelum kembali melangkah ke mobilnya dengan gontai. Orang yang tertembak tadi rupanya masih bernapas, ia mencoba merangkak. Danny melihatnya merangkak ke arah mobilnya, ia pun berjalan cepat dan memungut orang itu. Mendirikannya dengan cengkraman di bajunya.
"Kemana kalian membawa putriku?" geramnya, orang itu tak menyahut. Malah memberinya tawa ejekan, Danny langsung meninju wajahnya hingga berdarah. Masih memegangnya, "kau pikir itu lucu, aku tidak suka mengulangi pertanyaanku!" serunya meninjunya lagi beberapa kali hingga terpental ke jalanan kembali.
Danny mendekatinya, menodongkan senjata apinya. " katakan?" paksanya, tapi orang itu malah tersenyum sinis dengan tawa kecil, "fuck you!" umpatnya. Secepat umpatan itu terlontar maka secepat itu pula sebuah peluru menembus kepalanya.
Danny memandang mayat pria itu, pasti ada sesuatu yang bisa memberinya petunjuk. Ia pun memeriksa semua tubuh orang itu, ia menemukan hp dan dompetnya. Membuka identitasnya.
"Farell Oktavianus!" desisnya, siapa yang peduli dengan nama bajingan ini. Tapi....tempat tinggalnya, Aceh!. Danny langsung tertegun, bajingan ini berdomisili di Aceh dan kata Letnan Heru ada sebuah lab di aceh yang mereka curigai. Lalu ia membuka ponsel orang itu, tak ada nomor yang di save di phonebooknya. Panggilan keluar maupun masuk juga sudah terhapus, satu-satunya yang bisa ia caritahu dari ponsel itu adalah membawanya ke Polda. Di sana ia bisa melacak nomor yang pernah melakukan kontak dengan nomor ponsel itu.