Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Price of Blood #Part 14

4 Maret 2015   17:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tapi mereka cukup berbahaya, harusnya kau cerita padaku agar aku bisa mengatasinya. Setidaknya kita bisa dapat informasi!" kesal Danny,
"Apa intel selalu seperti itu?"
"Apa?"
"Menyiksa orang!"
"Orang jahat, jika perlu."
"Jika orang itu tak menyerang kita, kita biarkan saja!" usul Sharon, "di biarkan, itu tidak akan terjadi. Aku akan menangkapnya lebih dulu!" protes Danny. Ia sengaja memancing penguntitnya sampai ke kompleks tempat tinggal mereka, karena di malam hari kompleks cukup sepi.

Tapi rupanya, itu tak sesuai rencana. Karena orang di dalam BMW itu melontarkan sebuah tembakan lebih dulu. Membuat keduanya kaget dan sedikit merunduk, "sial!" maki Danny."kau bilang mereka tidak berniat membunuhmu, coba lihat apa yang mereka lakukan?"
"Mana ku tahu, kenapa papa menyalahkanku!"

Ada dua orang di dalam mobil itu, salah satunya kembali membidik mobil Danny. Sebuah peluru menembus kaca belakang mobilnya. Sharon kembali merunduk, Danny menengok ke belakang lalu ia melirik putrinya.

"Kau tidak apa-apa?"
"Sejauh ini, ya. Apa sekali saja tidak ada yang tidak mencoba melubangi mobil kita?"
"Mungkin mereka ingin mati!" sahut Danny, ia mengeluarkan senjata apinya. Membuka kaca mobil dan menembak ke belakang. Terjadi beberapa kali baku tembak, dan sama-sama masih meleset.

Danny menoleh pada Sharon, "bisa kau ambil alih kemudi?" serunya, "apa, papa gila. Aku masih 12 tahun dan papa menyuruhku menyetir?"
"Kau sudah ahli kan," serunya berpindah ke belakang. Mobil itu jadi oleng, Sharon terkejut dan langsung meloncat ke balik kemudi. Mencoba mengendalikannya, Danny menghadap kaca belakang mobilnya dengan setengah sembunyi, mencoba membidik si pengendali mobil BMW hitam itu. Sebuah tembakan terlontar hingga membuat Sharon harus sedikit banting setir ke kiri, membuat Danny terpental.

"Kemudikan mobilnya dengan benar, atau kau tidak akan pernah mendapat SIM!" ancamnya, ia kembali ke posisinya. "papa cerewet sekali, ini juga sudah benar. Lagipula tidak akan ada polisi yang menilangku kan, kita berada di dalam kompleks!" sahutnya.

Danny masih mencari posisi, ia melontarkan tembakan dua kali. Dan....berhasil, kepala pengemudi BMW itu nampaknya tertembus pelurunya hingga mobilnya hilang kendali. Rekannya melihatnya sudah tak berguna, maka diapun membuka pintu mobil dan mendorong temannya yang sudah tewas itu keluar. Ia yang ambil alih kemudi sekarang, masih mencoba melemparkan tembakan balasan hingga pelurunya habis.

"Sial!" makinya membuang senjatanya. Ia mempercepat laju mobilnya untuk mengejar targetnya. Danny sudah berbalik menghadap ke depan ketika ada sesuatu yang menghantam mobilnya dari belakang. Ia menoleh begitupun putrinya, Sharon mencoba mempercepat laju mobilnya. Tapi mobil BMW itu berhasil mensejajarkan mobil mereka, ia menghantam bagian samping.

"Ah....!" jerit Sharon, "papa, bagaimana ini?" paniknya. Danny menghela nafas panjang, "menjauh dan berhenti!" suruhnya. "Apa!"
"Seperti yang kubilang, aku akan turun!" tegasnya.

Sharon mencoba menjauh dengan membelokan mobilnya dan melambat sementara BMW itu masih di kecepatan yang sama. Mobil Danny terhenti, ia membuka pintu. "tetap di dalam dan kunci!" serunya seraya meloncat keluar. Sharon melakukan apa yang di suruh papanya. Ia menengok ke arah papanya berada yang mencoba membidik mobil yang mulai melambat itu. Terlihat mobil itu berbalik dan melaju ke arah mereka. Sebenarnya Sharon mulai panik, ia takut mobil itu akan menghantam mereka. Iapun mulai menyentuh kunci kembali tapi ternyata mobil BMW hitam itu berhenti beberapa meter dari mereka.

Danny masih terlihat waspada, pintu mobil itu terbuka. Seseorang muncul dari dalamnya, memiliki portur tubuh yang tak jauh dari Danny, hanya sedikit lebih muda. Dari ekspresinya, ia mencoba menantang Danny. Danny pun menurunkan senjata apinya, menaruhnya di atas badan mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun