Di dalam kelas, saat mata pelajaran terakhir. Pak Edon masuk ke dalam kelas.
"Putra, tolong bagikan kertas ini!" perintahnya. Putra sang ketua kelas langsung berdiri maju dan memungut kertas yang di sodorkan pak Edon dan mulai membagikanya.
"Jesie, kenapa tak ganti seragam?"
"A...anu pak. Tadi...seragamnya basah!" jawabnya.
"Lain kali hati-hati, jika tak pake seragam lagi bapak hukum!"
"Iya pak!"
Sara meliriknya.
Sial, kenapa nggak di hukum sih? Mentang-mentang murid baru! Kesalnya dalam hati.
"Itu adalah undangan untuk acara besok lusa, kita kan memperingati hari Ibu dengan menggelar berbagai acara. Salah satunya baca puisi dan juga drama yang sudah di persiapkan kelas lain sejak minggu lalu. Kalian yang dapat tugas sudah buat persiapan bukan. Jangan lupa agar orang tua kalian datang!" jelas pak Edon.
Jesie tertunduk. Selama ini ia selalu tak masuk sekolah setiap hari ibu tiba. Apa kali ini ia juga kan membolos?
Pulang sekolah Jesie duduk di taman samping dengan Reta, ia menceritakan tentang Ibunya. Saat itu Sara memang mendengarkan percakapan mereka di balik tiang tembok.