Kak Siska?
Ngapain dia di rumah Jesie?
Di belakangnya, Joni keluar. Mereka melihat Axel berdiri di bibir teras. Axel sendiri bingung dengan ekspresi kedua orang itu.
"Kak Siska, apa yang loe lakuin di sini?" tanyanya penuh selidik.
"Xel, e...... Aku....., aku kesini untuk menemui Jesie!" jawabnya.
"Jesie?"
"E....., iya!"
"Terus....., Jesienya mana sekarang?"
"Jesie baru saja keluar rumah." jawab Joni.
"Keluar rumah? Tunggu, ini maksudnya apa?"
"Ada sesuatu yang harus kalian ketahui. Kau dan Jesie....., tidak boleh pacaran!" jawab Joni.
"Maksud om?" Axel masih tak mengerti.
"Xel....!" desis Siska.
"Gini, sekarang Jesie kemana?" tanyanya, sepertinya ia tak mau mendengarkan penjelasan dari mereka. Joni, ayah Jesie memang tidak setuju kalau dirinya berhubungan dengan Jesie, tapi ada kesepakatan apa antara Joni dengan Siska, Axel tidak mau tahu.
"Jesie.....!" seru Joni.
"Jesie kemana om"
"Om juga tidak tahu."
Pasti terjadi sesuatu yang buruk sehingga Jesie pergi. Tanpa berkata lagi Axel berlari ke motornya dan langsung tancap gas. Sepertinya ia tahu kemana Jesie pergi jika sedang ada masalah.
"Kau lihat sendiri, sekarang bagaimana dengan mereka?" desis Joni. Siska hanya memandangnya tanpa reaksi.
Axel menuju telaga, Jesie memang di sana. Gadis itu duduk menghadap air telaga dan sepertinya sedang menangis karena pundaknya terlihat beguncang. Axel menghampirinya perlahan, berjalan ke depannya dan duduk. Ia menjulurkan tangannya untuk meraih wajah kekasihnya. Menariknya agar bisa melihat wajahnya. Airmata nampak memenuhi wajah cantik itu, matanya merah. Pasti Jesie sudah mnangis lama.
"Jes, ada apa?" tanyanya.