Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kau dan Kenanganmu #Bab 6

18 Desember 2014   20:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juna tertawa tapi ia tak menurunkan kameranya, "Jika aku minta ijin kau pasti akan menolak!"
Airin ikut mengeluarkan tawa kecil sambil mengarahkan telapak tangannya ke kamera Juna untuk menutup lensanya. Tapi Juna malah menggeser posisinya untuk mengambil gambarnya lagi. Airin masih mencoba menghindar.

"Hentikan!" pintanya masih dengan senyuman.

Juna melihat hasil fotonya, masih berjalan mundur. Perlahan ia membalik tubuhnya kembali dan berjalan ke depan di samping Airin. Airin melirik, pria itu tampak senyum-senyum memandangi foto wanita yang ada di layar kamera.

"Bisakah kau hapus itu?"
"Boleh aku menyimpanya?"
"Tidak!"
"Aku tidak peduli, aku akan menyimpannya!" godanya,

Airin melirik sekali lagi lalu mencoba menggapai kamera itu, dengan sigap Juna menjauhkannya. Meliriknya dengan senyuman melihat ekspresi kecewa gadis itu karena tak berhasil merebut kameranya. Airin mencoba lagi seraya berseru,
"Berikan padaku!"
"Tidak!" jawabnya menjauhkannya lagi.
"Kau tahu, itu sangat tidak sopan. Aku tidak mengijinkanmu menyimpannya!"

Arjuna tertawa lagi, "tapi aku sudah memilikinya!" katanya melonjat maju dan berbalik ke arah Airin. "aku tidak akan menghapusnya!" sekali lagi ia mengambil gambar sang gadis.

Itu membuat Airin geram lalu melangkah, tapi pria itu malah lari. Airin pun mengejarnya, dalam keadaan itu Juna masih sempat berbalik dan memotretnya lagi.

"Hentikan itu!" seru Airin masih terus mengejar. Tapi Juna malah semakin asyik berlari mundur sambil memotretnya lagi berulang-ulang. Masih ada tawa di sana, dalam hati Juna merasa senang karena berhasil membuat gadis itu tertawa bersamanya. Dan nampak ekspresi bahagia di wajah gadis itu. Tapi tiba-tiba Airin tersandung batu kecil di antara pasir putih itu hingga membuatnya terjatuh tersungkur.

Seketika tawa Juna menghilang, ia melepas kameranya dan menghampiri gadis itu.

"Airin, kau tak apa?"
Airin hanya menggeleng sambil merintih memegang lututnya, Juna membuka tangan Airin yang menutupi lututnya sendiri. Rupanya ada parut di lutut itu dan pergelangan kakinya seperti sedikit terkilir.
"Maaf, aku membuatmu terjatuh!" desis Juna.
"Tidak, aku saja yang tidak hati-hati," sahutnya, "lagipula ini hanya luka kecil!"

Arjuna membantunya berdiri, tapi Airin hampir terjatuh lagi dan merintih karena kakinya tak bisa ia gunakan untuk berjalan.
"Sepertinya kakimu terkilir!" seru Juna. Ia kembali mendudukan Airin di atas pasir lalu mengamati pergelangan kaki gadis itu. Juna mulai mencari titik terkilirnya, jemarinya bergerak perlahan di kulit Airin. Sedikit memijatnya, lalu ia sedikit memutarnya untuk mengembalikan urat yang tergeser,
"Auw!" Airin menjerit pelan.
"Maaf, bagaimana sekarang?"
Airin mencoba memutarnya, rasa sakitnya memang sudah mendingan,
"Lumayan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun