Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terjebak di Hotel Kumuh

8 Januari 2015   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:33 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau, kau sengaja mengunciku di sini!" seruku pada sahabatku, "tunggu dulu, jangan marah. Bukan aku, aku malahan baru tahu kau di sini!"
"Lalu....,"
"ku bawakan kau pakaian, kata A phao kau muntah-muntah dan pakaianmu kotor!"

Tanpa berkata ku rebut saja bag baju di tangan Indi, pergi ke kamar mandi dan memakainya. Setelah itu aku langsung pergi dari sana dengan marah.

*****

Aku duduk di dekat jendela, penerbangan Bangkok - Jakarta ini cukup sepi. Banyak kursi kosong, kebetulan Indi sebangku dengan pak Arga dan aku duduk sendiri. Tiba-tiba seseorang seseorang duduk di sampingku, aku menoleh spontan.

"Kau!"
"Jangan keras-keras, memangnya kau tak bisa bicara pelan!"
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Pulang ke Jakarta, kemarin aku menengok nenek yang memang orang Thai, kau masih marah?"

Aku tak menjawab,
"Ayolah, ini hanya kesalahpahaman. A Phao pikir, kita memang berkencan. Karena semalam di klub kita cukup akrab, hotel itu yang paling dekat dengan klub makanya dia membantuku memapahmu ke sana. Karena dia pikir kita pacaran itu sebabnya dia meninggalkan kita berdua!"
"Dan harus mengunci kita? Ya....setidaknya taruhlah aku di hotel yang sedikit bersih. Kenapa harus di tempatnya!"
"Dia mana punya pikiran seperti itu, Indira dan Thien pergi ke kamar lain. Ku rasa...memang aku yang membuka jaketmu!"
"A-apa!"
"Itu hanya jaket dan jeans, aku tak melakukan apapun. Ok...aku minta maaf, tapi kita sedang mabuk kan."

Aku mendesah saja, ya...aku tak bisa sepenuhnya menyalahkannya. Kemarin aku juga terlalu mabuk hingga tak ingat apapun.
"Sudah, lupakan saja dan anggap itu nggak pernah terjadi!" seruku, dia hanya mengangguk. "aku belum tahu namamu, aku Dave!"
"Nada!" jawabku tanpa ku jabat tangannya. Ku dengar ia menguap, "aku ngantuk, mau tidur sebentar...jika sudah mendarat tolong bangunkan aku ya?"
"Apa!"

Tak ku dengar lagi suaranya, ia malah menempelkan kepalanya di pundakku dan ku dengar nafasnya yang teratur. Dia beneran tidur? Baru beberapa detik lalu dia bersuara, sekarang sudah di buai mimpi. Kok bisa?

Aku hanya diam sambil mendesah panjang.

**********

Jakarta, 8 Januari 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun