Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] You Are (Not) My Destiny [56]

8 Desember 2021   11:28 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:47 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • Seulgi & Wendy -- Only You
  • PRODUCE X 101 CRAYON -- Pretty Girl
  • Elaine -- Rain or Shine
  • SEVENTEEN -- Say Yes
  • RED VELVET -- See The Stars
  • ASTRO -- Should've Held On
  • Soyou & Junggigo - Some
  • Kim Jaehwan -- Some Days
  • N. FLYING -- Spring Memories
  • THE BOYZ -- Spring Snow

BAEK CHOEUN'S POV

Aku melirik jam dinding yang tergantung. Sudah jam delapan lewat lima belas menit. Setelah itu aku melirik tumpukan tempat bekal yang sudah kubungkus dengan rapi. Aku sudah memasakkan semua makanan yang ingin dimakan Donghyun, dan dia bilang dia ingin piknik denganku di tepian sungai Han sambil menikmati udara malam. Tapi dia kemana? Tidak biasanya dia telat begini, apalagi tanpa pemberitahuan. Aku mengambil ponselku, dan dia tidak mengirimiku pesan apa-apa. Tidak ada juga panggilan yang tidak terjawab. Instagram-nya aktif enam jam yang lalu. Apa aku perlu meneleponnya? Sekadar untuk mengecek apakah dia baik-baik saja dan kenapa dia terlambat?

"Woof!"

"Ah Minki, ayo kesini."

Aku menggendong Minki ke pangkuanku dan mengelus bulunya yang halus.

"Minki, kemana appa-mu? Kenapa dia belum kesini? Dia bahkan tidak mengabariku... aku juga sudah sangat lapar. Apa aku harus meneleponnya?"

"Woof! Woof!"

"Kukira kau bilang 'iya', jadi aku akan meneleponnya ya."

Akhirnya aku meneleponnya... tapi teleponku tidak dijawab. Aku coba meneleponnya lagi dua kali sesudah itu, tapi teleponku masih juga tidak disambutnya. Apa... terjadi sesuatu padanya? Aku menghela nafas panjang dan memutuskan untuk menjelajahi akun media sosialku sambil menunggu kabar darinya.

"Yeorobun! Kalian tau aku bertemu siapa saat aku mengikuti kegiatan sukarela di penampungan anjing hari ini?"

Perhatianku tersedot oleh sebuah video yang berlalu di timeline Instagram-ku. Rupanya itu video dari akun salah seorang ulzzang yang pernah mengunjungi Million Stars dan bahkan mempromosikan kafe kami. Ya, namanya Jong Hiah, dia sangat cantik dan ramah, jadi aku mengingatnya dengan baik. Aku akhirnya menekan video itu untuk menontonnya.

"Keadaan cukup kacau disini satu jam yang lalu, tapi sekarang keadaannya sudah lebih terkendali. Beberapa anjing sakit dan sudah dibawa ke rumah sakit hewan terdekat. Untunglah tidak ada sesuatu yang gawat terjadi disini, dan itu semua karena tindakan cepat tim kedokteran dari Youth Dogs Rescue, klub penyelamat anjing yang sangat aktif bekerja akhir-akhir ini. Aku baru saja bergabung dengan klub ini minggu lalu," cerita Hiah ceria sambil berjalan mundur, "dan kalian akan terkejut melihat siapa salah satu dokter hewan yang bertugas di klub ini. Lihat, siapa dia!"

Mataku membulat ketika Hiah berjongkok dan di sebelahnya tampak sosok yang sangat kukenal: Donghyun, tampak agak berkeringat, dia menggulung lengan kemeja panjangnya dan rambutnya agak sedikit berantakan. Matanya membulat juga ketika melihat ke ponsel yang dibawa Hiah.

"OH!" hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Donghyun, dia pasti kaget sekali.

"MDHyun-ssi kan?"

"Oh ya, ini aku... dan Anda...?"

"Aku Jong Hiah. Mungkin Anda lupa padaku, tapi aku ingat kita pernah bertemu di Million Stars."

"Oh ya... annyeonghaseyo."

"Bisakah juga menyapa siapa saja yang sedang menonton video ini?"

"Annyeonghaseyo, MDHyun-imnida."

Donghyun terlihat sangat lelah, tapi ketika dia tersenyum ke arah kamera, jantungku berdebar kencang lagi. Aku tidak tau kapankah aku bisa terbiasa dengan apapun yang ada pada dirinya... atau suatu hari nanti aku akan terkena serangan jantung.

"Jadi, MDHyun-ssi juga anggota klub ini?"

"Ya benar, ini tahun keduaku sebagai anggota disini."

"Jadi bisa ceritakan apa yang terjadi sebelum ini? Kudengar anjing-anjing ini sakit."

Donghyun dengan ramah menjelaskan kondisi anjing-anjing yang dirawatnya tadi. Aku tersenyum. Kurasa dia lupa kami ada janji malam ini... tapi ya sudahlah, dia toh bukan sengaja melupakannya. Aku malah senang dia melakukan kegiatan sukarela ini untuk mengisi waktu luangnya. Wawancaranya berlangsung sekitar lima menit dan setelah itu Hiah-ssi mengakhiri rekaman videonya.

"Itu artinya aku boleh makan sekarang kan, Minki?" tanyaku pada Minki di pangkuanku.

***

MIN DONGHYUN'S POV

Aku duduk bersandar di bangku kayu dengan lelah. Syukurlah keadaan sudah terkendali disini. Aku memejamkan mataku sejenak dan berusaha mengatur nafasku. Baru saja aku merasakan ketenangan yang kucari, ponselku berbunyi. Aku mengambilnya, dan rupanya Dongsun hyong yang menelepon.

"Ya hyong?"

"MIN DONGHYUN, KEMANA SAJA KAU!"

"Aduh hyong, jangan berteriak dong. Telingaku sakit nih."

"Sekarang sudah jam setengah sembilan, kau lupa kau akan melamar Choeun noona malam ini?"

Okay!

Okay! I'm here for you I'm on stand by every day

Please call my name
Say my name (Say my name)
Say my name (Say my name)

My love for you is deep I can't measure it

Happy happy

I want to look good for you
(Oh Luv)

The two words I want to hear from you

Close your eyes for a moment and draw your mind

I think I know what you're thinking

I'm running to you

(PRODUCE X 101 CRAYON -- Pretty Girl)

"OMONA!"

Aku dengan cepat bangkit dari bangku dan melihat kesana-kemari dengan panik. Dongsun hyong benar, aku sudah melupakan rencanaku.

"Hyong, akan makan waktu lebih dari setengah jam supaya aku bisa sampai ke apartemennya... bagaimana ini?"

"Batalkan saja rencanamu malam ini. Ayo kita buat rencana B besok."

"Apakah Choeun noona akan marah padaku?"

"Aku sudah menduga kalau kau melupakannya. Aku sudah mengirim pasukan wanita ke apartemennya, siapa tau dia ngambek sekarang. Dan kau harus meneleponnya sekarang, jelaskan padanya kenapa kau tidak bisa menemuinya."

"Baik hyong, aku akan melakukannya. Terima kasih."

Aku cepat-cepat memutus sambungan teleponku dan memeriksa ponselku. Ada sembilan panggilan telepon yang tidak kujawab, tiga panggilan dari Choeun noona, tiga lagi dari Dongsun hyong dan sisa tiga lagi dari Youngkyong. Ah tidak, aku sudah membuat Choeun noona kecewa...

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun