"Ah terima kasih, eonni!"
Choeun noona dengan ceria mengambilkan foto kami. Kedua gadis itu tampak sangat senang setelah akhirnya meninggalkan kami.
"Noona, aku tak menyangka... aku benar-benar mulai dikenali."
"Sudah kubilang kan, kau seharusnya mulai memasang tarif agak tinggi kalau orang menawarimu endorsement."
"Kurasa noona benar-benar harus mulai jadi managerku."
"Benar ya? Baiklah, mari kita bicarakan gajinya."
"Gaji lagi? Yah, noona!"
Sebenarnya ada satu hal yang kukhawatirkan. Aku khawatir ketika aku mulai terkenal, waktuku bersama Choeun noona akan semakin berkurang. Aku masih ingat apa penyebab awal Choeun noona dan Chungdae hyong mulai sering bertengkar, itu karena Chungdae hyong tidak bisa memberikan Choeun noona perhatian yang cukup. Aku berusaha sebaik mungkin menyeimbangkan kesibukanku dengan waktu yang bisa kuhabiskan bersamanya. Tapi selama seminggu ini, sepanjang sore sampai malam, kami harus latihan dan mengikuti kejuaraan sepakbola antar kampus, dan aku benar-benar belum bertemu Choeun noona sejak hari Jumat kemarin. Kerinduanku cukup terobati dengan melakukan video call dengannya, tapi aku lebih ingin berbicara langsung dengannya dan memeluknya.
"Noona, aku merindukanmu..."
"Ah Donghyun! Apakah pertandingannya sudah selesai? Apakah kalian menang?"
"Ya, kami menang 2-0 noona. Kami masih harus latihan sebentar sesudah ini."