"Berdasarkan apa yang kuingat dari CV-nya, tidak, bukan disini. Dia dimana?"
"Tenang, aku masih bisa melihatnya. Ikuti aku noona."
Syukurlah Donghyun jangkung, jadi dia bisa mengikuti jejak Bojin, dan banyak sekali orang di sekitar kami di hari Jumat malam ini, jadi aku cukup mengikuti punggung Donghyun supaya aku tidak terpisah dengannya dan buruan kami. Tapi mendadak sekali, Donghyun berhenti berjalan dan aku menabrak punggung kokohnya.
"ADUH! KENAPA KAU BERHENTI MENDADAK SIH!"
"Shhh, noona keras sekali!" hardik Donghyun.
Dengan satu tangan, dia menarikku ke lorong yang lebih sepi dan membuatku lebih bingung lagi.
"Ada apa sih?"
"Lihat baik-baik, noona."
Aku mengintip melalui sisi tubuh Donghyun, dan aku bisa melihat Bojin yang memunggungi kami, sedang membeli gulali raksasa sepertinya, dan di sampingnya ada gadis yang juga memunggungi kami. Tapi sosok gadis itu rasanya tidak asing. Rambut yang diatur membentuk cepol, dan keduanya sibuk mengobrol sambil sesekali tertawa. Dan ketika Bojin mengambil gulalinya, aku bisa melihat side profile dari gadis yang berjalan bersamanya.
"TIDAK MUNGKIN!"
"Shhhhh noona. Diam saja, ayo kita ikuti mereka."