"Jadi, apa yang terjadi?" tanya abonim memecah kesunyian.
"Karena sudah malam, aku tidak mengizinkan Eunyul noona pulang..." jawab Dongsun, menghindari menatap mata abonim.
"Ya tapi kan kau bisa pinjamkan pakaian eomma, masa kau pinjamkan dia kaosmu yang kebesaran untuknya begitu?" tanya eomonim bingung.
"Aku... merasa tidak enak masuk ke kamar appa dan eomma karena kalian tidak ada di rumah..."
"Alasan macam apa itu. Biasanya juga kau masuk begitu saja," potong abonim.
Donghyun mengangguk-angguk puas, "iya... hyong membuat alasan yang tidak masuk akal. Mana pernah hyong merasa canggung masuk ke kamar appa dan eomma..."
"Kau kan juga biasanya seenaknya begitu," ucap abonim, eomonim dan Dongsun pada saat yang bersamaan.
Donghyun berhenti tersenyum. Lucu sekali ekspresinya yang kalah karena diserang anggota keluarganya.
"Tapi appa, eomma, Donghyun juga tidak pulang semalaman. Tolong tanyai dia juga."
"Lho kenapa aku? Kita kan sedang mengadakan sidang untukmu, hyong."
"Jadi begitu," ujar abonim yang sekarang menoleh ke anak bungsunya, "dan kau bahkan tidak mengirimkan pesan pada appa dan eomma tentang itu."