Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [49]

3 Agustus 2021   19:09 Diperbarui: 3 Agustus 2021   19:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • Kim Ez -- Because of You
  • Kim Minseung -- Boom Boom Boom
  • SEVENTEEN -- Campfire
  • GOT7 -- Confession Song
  • K.Will -- Day 1
  • SF9 -- Different
  • Chen & Punch - Everytime
  • Sondia -- First Love
  • Yook Sungjae -- From Winter
  • Plastic -- Gangnam Exit 4

MIN DONGHYUN'S POV

Jujur saja aku kagum pada Choeun noona yang energinya banyak sekali. Tadi kukira dia akan sedikit berhati-hati setelah kaki dan tangannya terluka, tapi rupanya semangatnya kembali lagi ketika kuajak main ke Indoor Game Zone. Sikapnya yang polos saat mencobai satu persatu game bersamaku membuatku sangat terhibur. 

Dan aku tidak menyangka dia sangat baik dalam nyaris semua permainan: permainan menggunakan alat tembak jenis apapun, menggunakan alat pukul jenis apapun, balapan, dan bahkan game yang harus menggunakan beberapa tombol dan membutuhkan kecepatan tangan... dia bahkan mengalahkanku di dua permainan. Tapi dia tidak mau menari, aku sudah menariknya susah payah ke mesin menari tapi badannya menjadi sangat kaku di tempatnya berdiri. Aku tadinya mempertimbangkan akan membopongnya, tapi matanya melirikku tajam... jadi kurasa lebih baik aku tidak mengambil resiko, mungkin dia akan menggigitku.

"Bagaimana kalau kita main basket?" ajaknya bersemangat, menarik lenganku menuju mesin basket.

"Noona pasti akan kalah kalau kita main itu."

"Aku tau aku pasti akan kalah. Tapi bagaimana kalau kau menghadiahiku sesuatu kalau aku bisa mencapai point tertentu?"

"Hmm baiklah... tapi aku mau tau dulu, apa yang noona mau?"

Dia menunjuk ke mesin yang berisi boneka-boneka dalam berbagai ukuran.

"Aku mau boneka panda yang besar itu, dan kita tidak akan pulang kalau kau tidak mendapatkan itu."

"Hmm... karena bonekanya besar, bagaimana kalau noona setidaknya harus mencapai lebih dari 60 point?"

Aku tau Choeun noona cukup suka berolahraga, dan lemparan bola basketnya biasanya tidak terlalu buruk, meskipun badannya kecil sekali. Tapi 60 point dalam 3 menit tidak akan mudah untuknya.

"Baik, aku terima tantangan itu. Lihat saja, aku pasti bisa melakukannya."

Aku tertawa kecil dan menggesekkan kartuku ke mesin permainan yang seketika menyala, dan Choeun noona sudah bersiap menyambut bola yang akan datang. Aku bisa melihatnya bersemangat sekali (mungkin termotivasi oleh boneka pandanya yang ukurannya nyaris sebesar badannya) dan dia memasukkan bola ke dalam ring dengan ketepatan dan kecepatan yang luar biasa.

"OH WOW!"

Pujian itu meluncur dari mulutku melihat dia bahkan mencetak three points lima kali berturut-turut dan ketika waktu sudah menunjukkan sisa 30 detik lagi, dia sudah mendapatkan 67 poin.

"Ayo noona, terus!"

Beberapa orang bahkan menontonnya bermain basket dan itu membuatku bangga. Ketika waktu berhenti, poin yang didapatkannya mencapai 73.

"YES I DID IT!" serunya senang, beberapa butir keringat tampak di sisi wajahnya, "setelah ini kau yang lanjutkan ya, sudah semakin susah menembak di level kedua."

Aku tertawa ketika dia mendorongku ke depan mesin permainan. Aku menyingsingkan lengan panjang sweater-ku.

"Aku akan memecahkan high score-nya noona."

"Cobalah! Dan aku akan mentraktirmu makan enak nanti."

Mendengar kata ajaib "makanan" membuatku punya semangat yang tak kalah dengan Choeun noona tadi. Aku pernah main permainan ini sampai ke level 5, yaitu level terakhirnya dan poin yang kudapat pernah lebih dari 400. Sedangkan mesin ini hanya punya high score sebesar 274 poin, aku pasti bisa melakukannya! Aku menembak tanpa kesulitan di level-level awal, dan Choeun noona terus bersorak di sampingku. Dia jauh lebih efektif dari cheerleader manapun.

"AAAAA DONGHYUN MEMANG YANG PALING HEBAT!"

"341, sebenarnya ini cukup buruk, tapi tak apalah, aku memecahkan skornya."

"Ayo ayo ambilkan aku panda itu, dan kita akan makan enak setelahnya!"

"Noona apakah kau tau?" tanyaku ketika aku berhenti di mesin berisi boneka.

"Apa?"

"Aku sangat baik dalam melakukan ini."

Aku tidak menyombongkan diri, karena aku memang tau strategi yang tepat untuk mendapatkan boneka dalam berbagai ukuran, aku bahkan memberikan cukup banyak pada sepupu kesayanganku yang berusia tujuh tahun lebih muda dariku ketika aku mulai menguasai permainan ini sejak aku masih SD.

"Wah....... Kau tidak bercanda rupanya ya."

Choeun noona hanya bisa terkesiap ketika melihat boneka panda itu jatuh ke piringan logam yang membawanya keluar dari mesin dalam sekali tangkap. Aku mengambilkan boneka itu dan menyodorkannya padanya.

"Nih noona."

"My mini Donghyun."

"Noona akan menamai itu mini Donghyun?" tanyaku bingung ketika kami berjalan keluar dari arena permainan.

"Ya, dia kan tidak sebesar kau."

"Tapi kurasa mini Donghyun yang sebenarnya ada di ranjang noona?"

"Hah? Yang mana?"

"Boneka anjing berwarna coklat."

"Oh, itu Choko."

"Seharusnya dia mini Donghyun," koreksiku sambil melihat ke sekitar, mencari restauran mana yang akan kami coba malam ini, "karena aku yang memberikannya pada noona dulu."

Pandanganku berhenti pada restoran sushi yang sepertinya menggoda cacing di perutku untuk mengadakan konser besar-besaran, dan aku baru ingat kami sudah tidak makan selama enam jam.

"Ayo kita makan sushi saja."

"Tunggu sebentar! Choko... anjing itu? Itu pemberianmu?"

"Ya, noona menemukannya di dalam loker noona di hari Valentine kan?"

"Iya. Tunggu, kenapa kau tidak pernah mengatakannya?"

"Ya, yang paling penting noona menjaganya dengan baik kan?"

Aku tertawa melihatnya yang terus menanyaiku soal bagaimana aku memberikan boneka anjing itu padanya. Sebenarnya aku juga tidak tau sejak kapan perasaanku padanya bertumbuh... aku ingat pertama kalinya Choeun noona menjadi guru baru di Hwachin School adalah ketika aku baru memasuki jenjang SMP. Aku selalu ingat pada kepribadiannya yang ceria dan menyenangkan, tapi cukup tegas saat dia mengajar. Bahasa Inggris-nya sangat bagus dan dia punya banyak cara mengajar kreatif yang membuatku mempelajari bahasa itu dengan lebih mudah. Aku juga tak menyadari sejak kapan perasaan nyamanku padanya tumbuh. Awalnya aku merasa senang setiap dia masuk ke kelas untuk mengajar. 

Aku pernah terkejut juga karena melihatnya muncul di rumahku dan rupanya melalui koneksi teman ke teman dan ke teman lagi (appa menjelaskan dengan sangat rinci tapi aku tak berniat mengingatnya) Choeun noona menjadi penerjemah dokumen yang diperlukan appa untuk bekerja dan beberapa dokumen gereja juga. Kurasa dengan cukup sering melihatnya, aku juga mulai mengobrol dengannya. Begitulah segala yang berawal dari kebiasaan... aku jadi terus menerus ingin melihatnya, ingin berbicara dengannya. Rasanya sepi sekali hari-hariku jika aku tidak melihatnya, jadi aku akan mencari alasan menemuinya atau mengobrol dengannya meskipun kadang hanya bisa dengan chat lewat aplikasi Instagram. Karena terbiasa itulah, aku juga tidak sadar ketika perasaan itu berubah menjadi sayang. Melihat Chungdae hyong dulu juga mendekati Choeun noona, itu benar-benar membuatku cemburu. Namun sekarang tak ada yang perlu kukhawatirkan, aku sudah memilikinya, setidaknya hatinya sepenuhnya sudah untukku.

"Donghyun aaa~"

Aku tertawa kecil ketika Choeun noona menyuapiku dengan sushi, tapi aku menerimanya. Inilah juga yang membuatku nyaman, aku tak punya noona, dan dia memperlakukanku seperti seorang adik baginya. Tapi tunggu... aku bukan sekadar adik baginya kan?

"Noona, aku mau tanya sesuatu."

"Ya?" tanya Choeun noona dengan mulut penuh sushi.

"Apakah noona mencintaiku?"

"Apa maksudmu?"

When I open my eyes in the morning, I think of you first

I think of you, I think of your face

I looked in the mirror, and I'm so ugly

I'm ugly, I'm too ugly to have you

My pounding heart tells me, listen to this sound softly lalala

It's like a great music, it's so beautiful
One Two Three Four

One two three four there's so much

I love you as much as the sky lalala

Now I'll tell you, I'll protect you

Sweet cotton candy is like a cloud like your heart

It's like a cloud, like your heart

All day, you're in the left side of my heart

You're there, even when I go to sleep, you're there

(Kim Minseung -- Boom Boom Boom)

"Yaaaaah noona, jawab aku."

"Aku mencintaimu tidak ya?"

"Yah noona, jawab aku!"

"Tidak mau jawab sekarang. Makan saja!"

Dia terus menyuapiku dan tidak memberiku kesempatan berargumen lagi. Aku jadi terus berpikir dan khawatir, jangan-jangan benar dia hanya menganggapku sejenis adiknya. Sudah hampir jam 10 malam ketika kami akhirnya naik lagi ke mobilnya.

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang dulu kalau begitu."

Aku menatapnya dan masih terus cemberut. Aku harus mendapatkan jawabannya.

"Kenapa wajahmu begitu? Ngomong-ngomong, pakaikan aku seat belt dong."

"Tidak mau."

"Hmm? Benar tidak mau?"

Bagaimana mengatakan tidak pada gadis yang sangat kucintai ini? Aku mencondongkan tubuhku ke arahnya dan memakaikan seat belt padanya. Tapi aku terkejut, rupanya dia menarik syalku dan membuat wajahku mendekat padanya... dan detik berikutnya yang kusadari adalah bibirnya mengecup bibirku lembut.

"Ini jawabanku atas pertanyaanmu."

Aku menatap matanya dan bibirnya yang membentuk senyuman, dan aku ikut tersenyum.

"Noona, aku tak ingin pulang."

"Lho kenapa? Mau kemana lagi kita?"

"Orangtuaku bilang aku tak boleh pulang cepat-cepat, ingat?"

Choeun noona tertawa dan mengacak-acak rambutku.

"Baik, bagaimana kalau kita ke Han River?" tawarnya.

"Aku ingin menginap di apartemenmu."

Tapi rupanya usulku ditanggapinya dengan jitakan keras di kepalaku.

"Aduh sakit!"

"Pakai seat belt-mu. Ayo ke Han River."

Aku cemberut lagi dan memakai seat belt-ku. Tapi rupanya Choeun noona tertawa lagi.

"Ya baiklah, sesudah itu ke tempatku ya."

"NOONA MEMANG YANG TERBAIK!"

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun