"Kurasa mereka tidak berbahaya, ikutlah mereka noona. Biar aku urus yang disini."
"Baiklah Bojin. Kuharap mereka tidak menculikku."
Semua mata mengarah ke kami ketika kami bertiga berjalan limbung keluar restoran (terjadi hiruk pikuk lagi ketika kami bertiga berusaha keluar dari pintu bersamaan) dan masih banyak yang memperhatikan kami ketika kami ada di tepi jalan.
"Siapa kalian?"
Tapi mereka tidak menjawabku, lalu si panda masuk ke sebuah taksi yang menunggu di depan restoran, dan menarikku masuk, si kucing juga mendorongku masuk. Rasanya aku bisa gila duduk bertiga dengan mereka di kursi belakang yang sekarang terasa sesak. Tampaknya taksi ini sudah tau akan ke arah mana karena mereka masih tidak mengatakan apa-apa. Supir taksi setengah baya tertawa melihat kebingungan di wajahku.
"Tenang nona, mereka orang baik-baik. Tadi ketika aku mengantar mereka kesini, mereka belum memakai kepala mereka."
"Tapi... aku tetap tidak tau siapa mereka."
"Teman nona, jangan khawatir."
Teman? Teman yang mana? Aku menoleh ke si panda yang ternyata tampak terkejut aku menoleh tiba-tiba ke arahnya. Lalu mendadak, aku menggelitiki sisi tubuh si panda. Aku mendengar tawa, tapi sebelum aku bisa mengenali suara siapa itu, si kucing menangkapi tanganku.
"YAH! SIAPA KALIAN! LEPASKAN AKUUUU YAAAH!"
Aku setengah bergelut dengan keduanya, tapi aku kagum dengan mereka berdua yang bertahan tidak mengeluarkan suara (tapi si ahjussi supir taksi meneriaki kami sambil tertawa) dan akhirnya mobil berhenti di... depan Million Stars. Mendadak aku tak lagi menggelitiki mereka, dan si kucing sudah menarikku keluar. Ketika aku sudah berdiri dengan mantap, aku baru sadar ada dua "hewan" lagi menungguiku di depan caf: seekor koala dan babi.